Tahun ini, Giro d’Italia akan menjadi ajang balap sepeda yang tak boleh dilewatkan. Perjalanan selama tiga minggu ini akan dimulai di tanah Albania yang bersejarah dan akan diakhiri dengan pertempuran seru di puncak pegunungan Prancis dan Italia.
Awal yang Menantang di Albania
Petualangan ini dimulai dengan tiga etape di Albania, termasuk uji waktu sejauh 13,7 km yang akan menguji ketahanan para pembalap. Etape ketiga akan membawa mereka mendaki 10,7 km dengan kemiringan rata-rata 7,4% – tantangan yang akan memisahkan para pebalap sejak dini.
Balapan Klasik dan Uji Waktu
Kembali ke Italia, Giro akan menghadirkan serangkaian etape klasik, seperti balapan di Strade Bianche yang ikonik. Selain itu, akan ada dua uji waktu yang menuntut, berjarak 28,6 km dan 15,3 km. Uji waktu ini akan berperan penting dalam menentukan klasifikasi umum.
Pertempuran di Pegunungan
Seperti yang diharapkan dari Giro d’Italia, etape pegunungan akan menjadi medan pertempuran utama. Etape ketujuh akan menandai dimulainya etape pegunungan, dengan pendakian curam ke ketinggian 1.425 meter. Namun, puncak pertarungan akan terjadi pada etape 19 dan 20, dengan pendakian sekitar 5.000 meter di kedua hari.
Peluang untuk Para Sprinter
Meskipun Giro dikenal sebagai balapan yang difokuskan pada pegunungan, para sprinter juga akan memiliki enam peluang untuk bersinar. Etape datar akan tersebar di sepanjang rute, termasuk etape terakhir di Roma yang akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk finis dengan penuh kemenangan.
Persaingan yang Ketat
Pemenang Giro 2023, Primož Roglič, akan menjadi salah satu unggulan utama tahun ini. Ia akan menghadapi persaingan dari Juan Ayuso (UAE Team Emirates) dan Jonas Vingegaard (Visma-Lease A Bike), yang akan melakukan debutnya di Giro.
Giro d’Italia 2025 menjanjikan petualangan epik yang akan menguji batas para pembalap. Dengan kombinasi etape klasik, uji waktu yang menuntut, etape pegunungan yang curam, dan peluang bagi para sprinter, balapan ini akan menjadi tontonan yang mendebarkan dari awal hingga akhir.