Luke Rowe, kapten tim bersepeda Ineos Grenadiers, mengakui timnya sedang "underperform" dan mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merebut kembali dominasinya.
Dalam sebuah wawancara, pria berusia 34 tahun itu menyatakan timnya kini dalam posisi mengejar hasil dan dilampaui oleh tim lain.
Ineos Grenadiers diprediksi mengalami musim terburuk tahun ini dalam hal kemenangan sejak pembentukan tim yang awalnya bernama Sky Procycling pada 2010. Tim tersebut baru meraih 14 kemenangan pada 2024, turun dari 38 pada 2023 dan 39 pada 2022.
"Tidak bisa diperhalus lagi. Ini tim dengan anggaran tinggi, dengan pembalap sepeda yang dibayar sangat baik – beberapa pembalap dibayar untuk memenangkan balapan besar – tetapi itu tidak terjadi," ujar Rowe kepada ‘The Breakaway’ Eurosport.
"Saya pikir ini saatnya bercermin dan menyadari kami tidak tampil baik. Kami tidak memenuhi harapan, dan saya tidak berpikir itu hanya tanggung jawab satu orang. Untuk waktu yang lama, tim ini adalah yang terbaik di dunia, secara signifikan, dan itu bukan kesombongan."
Dari 2012 hingga 2019, tim asal Inggris tersebut berhasil menjuarai tujuh dari delapan edisi Tour de France berkat Bradley Wiggins, Chris Froome, Geraint Thomas, dan Egan Bernal. Pembalap mereka dengan peringkat terbaik pada balapan tahun ini adalah Carlos Rodríguez, yang finis di urutan ketujuh. Kemenangan terakhir tim dalam Grand Tour terjadi pada 2021 ketika Bernal memenangkan Giro d’Italia.
"Saya pikir menjadi yang teratas adalah satu hal, tetapi bertahan di puncak adalah hal lain," kata Rowe. "Anda bisa menjadi yang diburu atau pemburu. Kami diburu oleh banyak tim untuk waktu yang lama, dan mereka berusaha mengejar ketinggalan. Sekarang perannya terbalik, dan kami sedikit dalam kondisi tertekan. Kami harus mengejar tim-tim teratas. Saya pikir bukan hanya satu tim yang telah melampaui kami, tetapi beberapa tim."
Jelang Tour tahun ini, Thomas menyatakan UAE Team Emirates dan Visma-Lease a Bike "lebih diunggulkan" dibanding Ineos Grenadiers.
"Jujur saja, ada tim lain yang memiliki beban lebih besar dalam balapan daripada kami, dan [memiliki] unggulan yang lebih besar," kata pemenang Tour 2018 itu. "Saya tidak berpikir tekanan ada pada kami. Yang ingin saya katakan adalah kami tidak akan membalap seperti Sky, kami tidak akan menjadi satu barisan di depan."
Menjelang musim 2025, Ineos Grenadiers telah melakukan sejumlah penguatan dengan mendatangkan domestique Bob Jungels dari Red Bull-Bora-Hansgrohe, Sam Watson yang menjanjikan dari Groupama-FDJ, dan juara dunia U-23 saat ini, Axel Laurance, dari Alpecin-Deceuninck.
Terdapat spekulasi seputar Tom Pidcock, juara Olimpiade sepeda gunung dan pemenang Amstel Gold Race tahun ini, yang kabarnya akan meninggalkan tim. Pemuda 25 tahun itu memiliki sisa kontrak tiga tahun dengan Ineos Grenadiers, tetapi dikabarkan akan pindah ke Red Bull-Bora-Hansgrohe.
Rowe, yang akan pensiun pada akhir 2024, optimistis timnya dapat kembali ke puncak sebagai kekuatan utama dalam dunia balap sepeda.
"Saya mengenal manajemen, saya mengenal pemilik dengan baik, dan mereka bukan tipe orang yang akan menyerah dan merasa nyaman," kata pria asal Wales itu. "Mereka ingin bertarung, mereka ingin bangkit, mereka akan melakukan hal yang benar, menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
"Apakah mereka bisa mengubah keadaan dalam satu atau dua tahun? Tidak, saya pikir ini membutuhkan waktu yang lebih lama. Pastinya dalam lima tahun saya bisa melihat mereka menjadi salah satu tim teratas dan dominan di dunia balap sepeda profesional."