Beranda Balap Inhalasi Karbon Monoksida, Kontroversi di Balik Peningkatan Performa Atlet

Inhalasi Karbon Monoksida, Kontroversi di Balik Peningkatan Performa Atlet

15
0

KOMPASIANA – Tour de France kembali diramaikan dengan praktik kontroversial, yakni inhalasi karbon monoksida (CO). Kedua pembalap ternama, Tadej Pogačar dan Jonas Vingegaard, mengakui pernah menggunakan teknik ini yang dianggap legal.

Teknik Inhalasi Karbon Monoksida

Inhalasi CO adalah proses menghirup sejumlah gas beracun ini dengan tujuan meningkatkan performa atlet. Teknik ini menggunakan perangkat khusus bernama rebreather karbon monoksida. Perangkat ini memungkinkan atlet memantau kadar darah penting, seperti kadar hemoglobin.

Teknik ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir masa latihan di ketinggian, di mana jumlah sel darah merah secara alami meningkat. Beberapa tim di Tour de France telah mengkonfirmasi penggunaan teknik ini.

Dampak Inhalasi CO

Penelitian menunjukkan bahwa inhalasi CO dapat meningkatkan kapasitas aerobik atlet secara signifikan, seperti VO2 maks. Namun, teknik ini masih menjadi perdebatan karena melanggar aturan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) tentang manipulasi darah.

Sikap Pihak Terkait

Uni Sepeda Internasional (UCI) berencana untuk melarang teknik ini. Sementara itu, beberapa tim seperti UAE-Team Emirates dan Israel-Premier Tech membenarkan penggunaan inhalasi CO untuk memantau kadar hemoglobin atlet mereka.

Pogačar dan Vingegaard memiliki pandangan berbeda. Pogačar awalnya mengaku tidak mengetahui teknik ini, tetapi kemudian mengklarifikasi bahwa ia menggunakannya sebagai tes untuk memantau respons terhadap latihan di ketinggian. Vingegaard menyatakan bahwa inhalasi CO tidak berbahaya dan digunakan untuk mengukur dampak dari latihan di ketinggian.

Reaksi Publik

Meskipun legal, inhalasi CO memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Seorang pejabat tim di Tour de France mengungkapkan kekhawatirannya tentang persepsi negatif publik terhadap praktik ini.

Kesimpulan

Inhalasi karbon monoksida menjadi praktik kontroversial yang menimbulkan perdebatan etika dan medis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dampak jangka panjang dan potensi penyalahgunaan teknik ini. UCI dan WADA perlu segera mengambil langkah untuk mengatur praktik ini dan memastikan permainan yang adil dalam dunia olahraga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini