Pada etape ke-13 Tour de France, tim UAE Team Emirates membuat kejutan yang memaksa tim saingan, khususnya Visma-Lease a Bike, untuk bekerja keras mengejar.
Tim UAE, yang menaungi pemimpin lomba Tadej Pogačar, menempatkan Adam Yates dalam kelompok pelarian besar, yang sempat mengancam selisih waktu di klasifikasi umum. Yates, yang berada di bawah enam menit dari podium sebelum etape, memanfaatkan angin kencang untuk masuk ke kelompok pelarian tersebut.
"Jelas dalam etape dengan begitu banyak angin dan peluang, ini tidak akan menjadi etape yang mudah hanya untuk sprinter. Itulah mengapa kami harus tetap fokus dan bersama semua tim," jelas Mauro Gianetti, kepala tim UAE.
Meskipun tim Visma-Lease a Bike, yang membawa juara bertahan Jonas Vingegaard, sempat khawatir, mereka tetap tenang dan tidak panik. "Memang gila, kami sudah menduganya," kata Grischa Niermann, DS Visma-Lease a Bike. "Adam tampil bagus, menyusup ke kelompok pelarian pertama. Bagi kami, itu bukan situasi ideal, tapi kami tidak panik. Ada banyak tim yang ingin mengejar, dan kami membantu melalui Bart Lemmen."
Visma juga menunjukkan agresivitasnya dengan memecah balapan menjadi beberapa kelompok kecil (échelon) di bawah 70 km terakhir. Meskipun akhirnya balapan kembali menyatu dan posisi di klasemen umum tetap sama, etape ini membuktikan bahwa kesenjangan waktu dapat terjadi kapan saja.
"Dengan angin seperti ini, lebih baik melangkah sendiri daripada menunggu tim lain melakukannya," jelas Niermann.
Etape ini menjadi bukti bahwa bahkan pada hari yang diperuntukkan bagi sprinter, tim-tim masih bisa mencari peluang untuk mengguncang lomba. Dan pelajaran yang bisa diambil dari etape ini adalah: "Jangan panik!"
