Rob Scott, mantan pembalap sepeda terbaik Inggris, sempat harus menggantung sepedanya akibat timnya, AT85 Pro Cycling, bubar. Setelah berjuang mencari tim baru, Cross Team Legendre juga tiba-tiba kolaps. Beruntung, Scott mendapatkan uluran tangan dari Alec Briggs, pemilik Tekkerz CC, yang menawarkannya kontrak.
Namun, Scott sadar bahwa ia tidak bisa mengandalkan dunia balap saja untuk mencari nafkah. Selama musim dingin, ia terpaksa bekerja sebagai tukang listrik untuk menyambung hidup. Ia menyadari bahwa ia tidak akan bahagia jika sepenuhnya meninggalkan dunia balap.
Ironisnya, meski memiliki prestasi gemilang, Scott justru kesulitan mencari tim. Faktor finansial menjadi penghalang utama. Ia pun harus menimbang-nimbang apakah berbalap masih layak dilakukan tanpa bayaran memadai.
"Menjadi pembalap profesional, tapi tidak dibayar dengan layak, itu sulit. Saya harus memikirkan bagaimana saya bisa mendapat manfaat dari ini," ujar Scott.
Scott akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Tekkerz CC. Ia menyadari bahwa dengan kerja keras dan perencanaan yang matang, ia masih bisa berprestasi di lintasan balap meski memiliki pekerjaan tetap.
"Saya tidak perlu berlatih 20 jam seminggu untuk menjadi baik di lomba sirkuit. Yang penting adalah melakukan latihan yang tepat dan tahu cara membalapnya," jelas Scott.
Menyeimbangkan pekerjaan penuh waktu dengan latihan memang berat, namun banyak pembalap di Inggris yang berhasil melakukannya. Scott percaya bahwa hal itu adalah hal yang wajar untuk dijalani.
"Damien Clayton bekerja penuh waktu, tapi dia masih bisa memenangkan National B setiap akhir pekan. Ini hal yang bagus. Saya merasa bahagia lagi," tuturnya.
Sementara itu, Alec Briggs, pemilik Tekkerz CC, yakin bahwa Scott terlalu bagus untuk timnya. Ia berharap Scott bisa kembali menjadi pembalap profesional yang layak diperhitungkan.
"Jika dia tampil baik, tim profesional lain akan memperhatikannya. Dia layak mendapatkan kontrak profesional," pungkas Briggs.
