Paris, Prancis – Kadeena Cox, atlet Paralimpiade berusia 33 tahun, harus menelan kekecewaan dalam final time trial 500m putri C4/C5 di Paralimpiade Paris. Meski masuk sebagai favorit setelah meraih kemenangan di dua edisi sebelumnya, Cox mengalami kecelakaan di tikungan pertama.
Insiden tersebut membuat Cox gagal menyelesaikan perlombaan dan terpuruk di posisi terakhir. Atlet berkebangsaan Inggris ini mengungkapkan rasa kecewanya yang mendalam.
"Saya tidak baik-baik saja, jujur saja. Saya jatuh di lutut dan sedikit sakit. Kondisi MS (multiple sclerosis) saya juga tidak baik, menyebabkan tonus otot yang buruk," ujar Cox.
Kecelakaan ini menambah daftar pengalaman buruk Cox pada musim yang berat ini. Ia mengalami cedera dan kesulitan mengatasi masalah MS.
"Saya baru kembali mengayuh sepeda dua minggu lalu, dan memakai sepatu khusus selama empat minggu. Ini tahun yang sangat buruk. Tahun lalu saya tidak bisa berjalan karena kekambuhan yang mempengaruhi sisi kanan saya. Ini seperti rollercoaster," keluh Cox.
Meski sempat terpikir akan mendapat kesempatan mengulang, namun Cox tidak mendapatkannya. Ia pun merasa sedih karena tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Terlepas dari kekecewaan ini, Cox tetap akan bertanding di ajang sprint campuran tim pada hari Minggu.
"Saya bertekad untuk bangkit dan tidak mengecewakan rekan setim saya. Saya perlu menenangkan pikiran dan mempersiapkan diri dengan baik," kata Cox.
Cox juga mengungkapkan bahwa dirinya sedang berjuang dengan kesehatan mental.
"Saya telah berbicara dengan psikolog untuk membantu saya mengelola emosi. Saya mengapresiasi dukungan dari semua pihak," tuturnya.
Kegagalan Cox dalam time trial ini menjadi pukulan telak bagi tim Paralimpiade Inggris. Namun, semangat pantang menyerah yang dimiliki Cox diharapkan dapat menginspirasi rekan setimnya untuk meraih prestasi terbaik.
