Paris – Pembalap Mads Pedersen mengakui kehebatan Mathieu van der Poel setelah finis di posisi ketiga pada balapan Paris-Roubaix pada hari Minggu (17/4). Pedersen berada di grup terdepan saat Van der Poel melakukan aksinya yang mengesankan di sektor bintang tiga di Orchies.
Meski Pedersen dan rekan-rekannya mencoba mengejar, mereka tidak bisa menandingi kecepatan Van der Poel. Pedersen menyatakan bahwa Van der Poel berada di level yang berbeda dan sangat mengesankan. Ia bahkan menyebut Van der Poel seperti seorang pesulap yang mustahil dikalahkan dalam perlombaan seperti Paris-Roubaix.
Pedersen menegaskan bahwa ia sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya, namun tetap kalah dari pembalap yang lebih unggul. Ia juga mengakui bahwa kelompok mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi tidak cukup untuk mengimbangi kecepatan Van der Poel.
Setelah Van der Poel melesat jauh, Pedersen dan pembalap lain fokus pada perlombaan lain untuk memperebutkan posisi di podium. Pedersen berhasil mengalahkan Nils Politt untuk mengamankan posisi ketiga, tetapi ia sadar bahwa Van der Poel adalah yang terkuat di antara mereka.
Pedersen mengakui keunggulan Van der Poel, terutama di balapan Monumen seperti Paris-Roubaix. Ia mengaku harus memikirkan strategi baru untuk mengalahkan sang juara dunia di masa mendatang. "Mungkin saya harus balapan dengan kepala di tempat yang tepat, tidak seperti di Flanders," ujar Pedersen.
Meskipun belum bisa menandingi Van der Poel di balapan Monumen, Pedersen tetap optimis untuk terus berusaha dan mencari cara untuk mengalahkan sang rival. Ia percaya bahwa dengan strategi yang tepat dan performa terbaik, ia bisa merebut kemenangan di balapan besar lainnya.