Leuven, Belgia – Marianne Vos dari Belanda berhasil meraih gelar juara dunia di ajang Gravel World Championships dengan mengalahkan pesaingnya dari Belgia, Lotte Kopecky, dalam adu sprint yang sengit. Kemenangan ini menandai gelar ke-14 bagi Vos di ajang Kejuaraan Dunia bersepeda di berbagai permukaan, sekaligus menjadi yang pertama di disiplin gravel.
Vos, yang merupakan juara dunia sepeda jalan, bersama rekan senegaranya Lorena Wiebes, memimpin lomba sejak awal. Mereka berhasil melepaskan diri dari Soraya Paladin dari Italia dan bertahan di posisi depan hingga menjelang garis finis.
Kopecky, yang baru pertama kali mengikuti lomba gravel, berhasil menyusul Vos dan Wiebes pada pertengahan lomba. Mereka kemudian membentuk kelompok breakaway bersama dengan Puck Pieterse dari Belanda.
Di putaran terakhir, Vos mencoba menyerang pada tanjakan berbatu Ramberg, namun Kopecky mampu bertahan. Perlombaan pun memasuki babak adu sprint yang menegangkan, dengan Kopecky memimpin memasuki lintasan finis.
Namun, Vos mampu mengeluarkan tenaga ekstra dan menyalip Kopecky sekitar 200 meter menjelang garis finis. Vos pun melintasi garis finis terlebih dahulu, disusul Kopecky di posisi kedua dan Wiebes di posisi ketiga.
Dengan kemenangan ini, Vos membuktikan kehebatannya di berbagai disiplin bersepeda. Ia juga menunjukkan bahwa para pembalap jalan profesional masih mampu bersaing dengan para spesialis gravel di ajang Gravel World Championships.
"Saya tidak memikirkan 13 jersey pelangi sebelumnya, jujur saja," kata Vos seusai lomba. "Gravel memang sesuatu yang baru, tetapi ini adalah Kejuaraan Dunia, jadi Anda harus memberikan yang terbaik. Tentu saja menyenangkan berada di depan bersama Lotte, Anda tahu itu akan sulit juga [bersaing dengannya]. Ketika membalap dengan pembalap sekelas, minggu lalu ia mendapat gelar juara dunia [road race], jadi saya tahu dia dalam kondisi bagus."
Perlombaan Gravel World Championships merupakan ajang baru yang menggabungkan unsur balap road race dan cyclocross. Lintasannya terdiri dari jalan beraspal, kerikil, dan jalan berbatu, memberikan tantangan tersendiri bagi para pembalap.