Mathieu van der Poel, pria berusia 29 tahun ini telah mengukir prestasi gemilang dalam dunia bersepeda. Kariernya yang cemerlang telah membawanya meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Juara Dunia, Milan-San Remo, Paris-Roubaix, dan Tour of Flanders.
Namun, di balik kesuksesannya, terselip kisah menarik tentang garis keturunan van der Poel. Ia adalah cucu dari Raymond Poulidor, sang "Eternal Second" yang tiga kali finis kedua dan lima kali ketiga di Tour de France. Jejak prestasi itu seolah terwarisi oleh van der Poel. Baik ia maupun Poulidor pernah mencicipi kemenangan di Milan-San Remo, serta meraih kemenangan etape di Tour de France dengan jarak waktu 50 tahun.
Tak hanya di atas jalan raya, van der Poel juga menguasai medan cyclo-cross dengan meraih gelar juara dunia sebanyak enam kali. Ayahnya, Adri van der Poel, juga merupakan mantan pemenang etape Tour de France, Tour of Flanders, dan Liège-Bastogne-Liège.
Rivalitas Butuh van der Poel begitu menonjol dalam kariernya sebagai pebalap sepeda. Ia memiliki rival sengit bernama Wout van Aert. Hubungan keduanya dikabarkan dingin, bahkan menurut mantan pelatih Van Aert, mereka tidak pernah dekat dan jarang berkomunikasi.
Meski gemilang di atas sepeda, kisah van der Poel juga dihiasi kontroversi. Pada Kejuaraan Dunia 2022 di Wollongong, Australia, ia didakwa dengan dua tuduhan penyerangan umum setelah sebuah insiden dengan dua gadis remaja. Ia didenda, tetapi tuduhan tersebut kemudian dibatalkan oleh pengadilan Australia.
Di balik gemerlap prestasi dan kontroversi, Mathieu van der Poel tetaplah seorang atlet luar biasa yang mengharumkan nama Belanda di dunia bersepeda. Ia menjadi bukti bahwa garis keturunan dan bakat alami dapat saling melengkapi untuk menciptakan seorang legenda.