Tour de France 2023 kian memanas dengan perang psikologis yang terjadi antara juara bertahan Jonas Vingegaard dan rival utamanya Tadej Pogačar.
Vingegaard, yang baru pulih dari cedera parah, memainkan peran underdog dengan terus menekankan keterbatasan fisiknya. Namun, pendekatan ini justru memicu respons dari tim UAE Team Emirates yang menaungi Pogačar.
Pavel Sivakov dan João Almeida menuding Vingegaard berlebihan memainkan peran korban dan mengakui bahwa mereka sempat percaya akan kelemahan pebalap asal Denmark itu. Pogačar sendiri menyatakan, "Sekarang semua orang bisa melihat dia (Vingegaard) dalam performa terbaik dalam kariernya."
Meski demikian, Vingegaard tak terpengaruh dan terus membuktikan ketangguhannya di atas tanjakan. Pada etape ke-11 yang menguras tenaga, Vingegaard mengejar ketertinggalan dari Pogačar dan mengalahkannya dalam adu sprint di puncak tanjakan. Kemenangan ini semakin menaikkan mental Vingegaard.
Pogačar, yang biasa mendominasi, tampak goyah dalam beberapa hari terakhir. Ia mulai menunjukkan kelelahan dan terpancing dengan permainan psikologis tim Visma-Lease a Bike. UAE Team Emirates menyadari perlunya bertindak dan bertekad untuk menambah keunggulan waktu terhadap Vingegaard.
Namun, Vingegaard tetap tenang dan terus mengulang pesan yang sama. Ia menegaskan posisinya sebagai korban dan menyatakan rasa syukur bisa berpartisipasi dalam Tour de France setelah mengalami kecelakaan mengerikan.
Perang psikologis ini telah memicu dinamika baru dalam pertarungan Vingegaard-Pogačar. Tim Visma dan UAE Team Emirates saling melempar sindiran, sementara para pebalap memberikan komentar provokatif.
Dengan etape-etape pegunungan Alpen yang akan datang, perang psikologis diperkirakan akan semakin sengit. Vingegaard dan Pogačar sama-sama ingin mengamankan kemenangan, dan kekuatan mental akan menjadi faktor penting dalam pertempuran yang semakin ketat ini.
