Tadej Pogačar, pebalap yang dua kali menjuarai Tour de France, mengungkapkan bahwa ia sempat terjangkit Covid-19 sebelum bertolak ke Grand Départ di Florence.
Dalam konferensi pers prabalap, sang pebalap Slovenia itu menjelaskan bahwa ia jatuh sakit beberapa waktu lalu sebelum berangkat ke Italia untuk memulai balapan. Namun, ia meyakinkan media bahwa ia telah pulih sepenuhnya dan penyakitnya tidak akan memengaruhi penampilannya di balapan.
"Saya berhenti satu hari dan kemudian berlatih di dalam ruangan. Setelah tidak sakit lagi, saya mulai bersepeda di luar ruangan," jelas Pogačar.
Pogačar juga mengakui bahwa ia mengalami masa sulit beberapa minggu terakhir, termasuk kehilangan anggota keluarga dekat saat berlatih di Alpen Prancis.
"Kakek saya meninggal dunia dan saya pergi ke Slovenia untuk menutup situasi ini dan bertemu keluarga," katanya. "Itu sedikit perjalanan, tetapi sangat penting bagi saya."
Meski sempat terjangkit Covid-19, Pogačar bersikeras bahwa ia mengincar kemenangan keseluruhan di Tour de France. Ia diprediksi akan menggebrak balapan sejak etape pertama yang menantang, yang menampilkan tanjakan setinggi lebih dari 3.500 meter.
Marc Madiot, manajer tim Groupama-FDJ, bahkan menyarankan bahwa balapan akan berakhir dalam "tiga atau empat hari pertama" karena Pogačar dan rekan setimnya dari UAE Emirates akan memberikan tekanan pada Jonas Vingegaard.
Pogačar membantah klaim bahwa balapan akan berakhir lebih awal. Ia yakin Vingegaard telah pulih sepenuhnya dari cederanya dan siap menantangnya selama tiga minggu.
"Senang melihatnya di awal," kata Pogačar. "Saya pikir dia siap karena kalau tidak, saya rasa dia tidak akan ikut start. Ini adalah sesuatu yang saya nantikan, membuat pertunjukan hebat lagi."
Perlombaan Tour de France akan dimulai di Florence pada Sabtu, 29 Juni.
