Dalam sebuah pengulangan sejarah yang mencengangkan, Tadej Pogačar (UAE Team Emirates) menjuarai etape kedua Giro d’Italia di puncak Santuario di Oropa, Minggu (8/5/2023). Kejadian ini mengingatkan para penggemar balap sepeda pada kemenangan legendaris Marco Pantani 25 tahun silam.
Seperti Pantani, Pogačar mengalami nasib sial saat ban depannya bocor 11 km jelang garis finis. Ia sempat terjatuh, namun dengan sigap kembali ke rombongan dan melancarkan serangan dahsyat 4,5 km sebelum puncak. Memanfaatkan tanjakan curam, Pogačar melesat sendirian dan memperlebar keunggulannya untuk mengamankan kaus merah muda (pink jersey).
Kemenangan di Giro d’Italia ini menjadi tonggak sejarah bagi Pogačar. Pada usia 25 tahun, ia bergabung dengan klub eksklusif pembalap yang pernah mengukir kemenangan di ketiga Grand Tour (Tour de France, Giro d’Italia, dan Vuelta a España).
"Itu adalah salah satu impian saya setelah memenangkan etape di Tour," ujar Pogačar. "Saya hanya melewatkan Giro, jadi itu selalu ada di pikiran saya. Memiliki kemenangan di ketiga etape adalah sesuatu yang tidak banyak dilakukan pembalap, dan itu adalah hal besar dalam bersepeda. Saya sangat bahagia."
Meskipun mengalami insiden ban bocor, Pogačar tetap tenang. "Saya cukup tenang," katanya. "Saya menabrak lubang di kota dan ban saya langsung kempes. Saya rasa saya juga merusak rodanya. Itu sedikit membingungkan. Saya ingin berhenti sebelum tikungan, bukan setelah tikungan, tetapi direktur tim di mobil berkata, ‘Setelah tikungan. Setelah tikungan.’
"Saya juga jatuh, tapi tidak terlalu parah. Saya merasa baik, dan tim juga sangat bagus hari ini. Mereka membawa saya kembali ke depan, dan kami mengatur kecepatan yang kami sukai. Sempurna."
Pogačar kini memimpin klasifikasi umum Giro d’Italia dengan keunggulan 45 detik atas Geraint Thomas (Ineos Grenadiers) yang finis di urutan ketiga. Peringkat kedua etape kedua, Dani Martínez (Bora-Hansgrohe), berada di peringkat ketiga secara keseluruhan, dengan waktu yang sama dengan Thomas.