Sebuah obat pereda nyeri berbasis opiat yang bernama Tapentadol, yang dikabarkan 10 kali lebih kuat dari Tramadol, kini memicu kekhawatiran di kalangan pecinta bersepeda profesional.
Meski belum dilarang, obat ini telah dibahas dalam pertemuan Dewan Bersepeda Profesional (PCC) bulan lalu. UCI, badan pengatur bersepeda dunia, dilaporkan khawatir tentang penggunaan Tapentadol dalam olahraga bersepeda.
Untuk mengantisipasi potensi penyalahgunaan, UCI telah meminta Badan Anti-Doping Dunia (WADA) untuk memasukkan Tapentadol ke dalam program pemantauan, dengan tujuan untuk melarangnya di kemudian hari. Proses ini serupa dengan yang dilakukan sebelumnya untuk Tramadol, yang sempat banyak digunakan dalam bersepeda sebelum dilarang pada 2019.
Menurut sebuah studi pada 2023, Tramadol terbukti meningkatkan performa time trial sebesar 1,3% pada pengendara sepeda yang sangat terlatih. Tapentadol dikabarkan "sepuluh kali lebih kuat" dari Tramadol.
Di Inggris, Tapentadol dikategorikan sebagai obat Kelas A, setara dengan morfin dan heroin. Obat ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi Jerman GrĂ¼nenthal pada tahun 1980-an dan disetujui di AS pada tahun 2008 serta di Eropa pada tahun 2010.
Dalam pertemuan PCC pada 29 Mei, UCI mengungkapkan kekhawatiran mereka atas Tapentadol. "UCI menyatakan keprihatinan mereka tentang zat baru bernama Tapentadol, yang mungkin digunakan sebagai pengganti Tramadol. Diperlukan lebih banyak analisis, tetapi jika digunakan, diperkirakan sepuluh kali lebih kuat dari Tramadol."
Presiden MPCC, Roger Legeay, mengatakan bahwa organisasinya telah menulis surat kepada WADA untuk mendesak pelarangan Tapentadol, seperti yang dilakukan terhadap Tramadol sebelumnya. "Butuh waktu 12 tahun untuk melarang Tramadol. Kali ini, kami harap otoritas terkait bisa lebih cepat," kata Legeay.
"Atlet yang sehat tidak perlu menggunakan produk terapeutik semacam ini. Selain itu, harus ditekankan bahwa analgesik mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, yang merupakan faktor penambah performa."
Tim-tim MPCC tidak diizinkan menggunakan Tramadol bahkan sebelum UCI melarangnya. Hanya delapan dari 18 tim WorldTour putra yang menjadi anggota MPCC.