Pada etape perdana Women’s Tour Down Under 2023, pebalap FDJ-Suez, Ally Wollaston, harus menelan pil pahit meski telah tampil impresif dalam sprint terakhir. Kejayaan kemenangan yang sudah di depan mata sirna karena aksi solo spektakuler Daniek Hengeveld (Ceratizit-WNT) yang berhasil merebut kemenangan.
Meski persiapan dan eksekusi sprint nyaris sempurna, Wollaston harus puas finis di urutan kedua saat melakoni debut bersama tim barunya. Kegagalan meraih kemenangan pada balapan WorldTour pembuka musim ini tentu menyisakan kekecewaan bagi pebalap asal Selandia Baru tersebut.
"Ada hal positif yang bisa diambil hari ini, tetapi pada akhirnya tim ingin bertarung untuk menang. Mungkin kami salah perhitungan atau kurang berkomitmen untuk mengejar Hengeveld," ujar Wollaston kepada Cyclingnews.
Hengeveld melancarkan serangan tunggal sejauh 50 km sebelum garis finis dan memperlebar jarak hingga dua menit. Upaya pengejaran yang dilakukan oleh peleton gagal mengumpulkan momentum dan dukungan yang cukup, sehingga Hengeveld berhasil mempertahankan keunggulan dan finis sendirian dengan selisih waktu 36 detik dari pebalap lain.
"Kami membayar kesalahannya di garis finis. Tetapi setidaknya ini menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi etape-etape berikutnya, agar kami lebih waspada," tambah Wollaston.
Kekecewaan akibat kekalahan ini diimbangi dengan penampilan impresif Wollaston yang menunjukkan kondisi fisiknya prima. Selain itu, adaptasi cepatnya terhadap tim barunya juga patut diapresiasi.
"Penampilan hari ini memberi kami keyakinan bahwa saya dalam kondisi yang bagus, tidak hanya dalam sprint tetapi juga di tanjakan," kata Wollaston. "Saya merasa sangat nyaman dan percaya diri dengan tim. Ketika 1 km tersisa, dua rekan setim saya datang dan memanggil nama saya, lalu mengantarkan saya ke posisi sempurna."
"Saya tidak bisa meminta lebih dari tim. Eksekusi sprint sangat sempurna. Bahkan, beberapa tim meluncurkan serangan terlalu dini, sehingga kami bisa memanfaatkannya."
"Saya merasakan dukungan penuh dari rekan setim saya. Mereka sangat percaya pada saya, dan itu sangat menggembirakan," lanjut Wollaston.
Faktor utama yang menyebabkan kesuksesan Hengeveld dan keengganan peleton untuk mengejarnya tampaknya adalah etape-etape selanjutnya yang lebih menantang. Pada hari Sabtu, pebalap akan menghadapi tanjakan ikonik Willunga Hill sebanyak dua kali. Tak pelak lagi, para pemanjat akan menjadi pusat perhatian. Selanjutnya, etape terakhir pada hari Minggu menawarkan tanjakan yang lebih berat dengan total pendakian 2.142 m dalam 105,9 km yang mencakup lima tanjakan di Gunung Stirling.
"Wah, saya harus dalam kondisi terbaik untuk etape ke-3. Tapi itu masih mungkin. Kami punya banyak pebalap yang kuat. Jika saya tak sanggup, kami punya banyak opsi," kata Wollaston.
"Saya pikir saya harus mengeluarkan kemampuan terbaik saya untuk bisa lolos di etape ke-3. Tapi kami akan tetap berusaha."