Beranda Berita Ambisi Pemburu Strava KOM, Jack Burke Tumbangkan Rekor Sepp Kuss di Alpe...

Ambisi Pemburu Strava KOM, Jack Burke Tumbangkan Rekor Sepp Kuss di Alpe d’Huez

2
0

Jakarta, Kompasiana—Dunia bersepeda amatir kembali digemparkan oleh Jack Burke, seorang pesepeda asal Kanada yang berhasil mengklaim gelar Strava King of the Mountain (KOM) di tanjakan legendaris Alpe d’Huez.

Burke, 29 tahun, menorehkan waktu 35 menit 56 detik untuk mendaki 21 tikungan di Alpe d’Huez, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh pebalap Visma-Lease a Bike, Sepp Kuss, selama Tour de France 2022.

Prestasi ini diraih setelah Burke sebelumnya memohon kepada tim profesional untuk memberinya kesempatan. "Saya masih mengejar mimpi saya. Saya hanya ingin kesempatan untuk bersaing melawan yang terbaik," tulisnya di Strava.

Dalam unggahan Instagram setelah menguasai KOM Alpe d’Huez, Burke mengungkapkan perasaan harunya. "Dua tahun lalu, saya ditabrak mobil dan mengakhiri karier saya. Saya hancur karena merasa tidak pernah mencapai potensi saya sebagai seorang atlet. Anda tidak dapat membayangkan betapa senangnya perasaan saya bisa kembali seperti Jack yang dulu dan mungkin masih bisa melakukan ini.

"Saya tidak tahu untuk apa saya berlatih, tetapi saya akan siap jika itu datang. Saya hanya senang bisa kembali merasa seperti diri saya sendiri."

Sebelum menjadi pemburu KOM, Burke sempat membela beberapa tim Kontinental dari tahun 2016 hingga 2022 dan mewakili Kanada di Kejuaraan Dunia UCI kategori U-23. Namun, pada tahun 2013, ia dinyatakan positif mengonsumsi zat terlarang, tetapi kemudian dibebaskan setelah terbukti tidak sengaja menelan air yang terkontaminasi di Quebec, Kanada.

Upaya Burke di Alpe d’Huez dilakukan pada 11 November dan diunggah ke Strava pada Selasa malam. Berdasarkan data yang terekam, ia menempuh tanjakan sepanjang 12 km dengan kecepatan rata-rata 20,1 km/jam dan mempertahankan daya rata-rata 420 watt.

"Itu yang paling menyakitkan dan ingatlah, Sepp Kuss, Jonas Vingegaard, Tadej Pogačar, dan Geraint Thomas melakukannya di akhir etape. Gila. Saya semakin mengagumi mereka sekarang. Orang-orang yang luar biasa, sangat mengesankan," tulis Burke.

Burke memulai tanjakan dalam suhu 5 derajat Celcius dan menyelesaikannya dalam kondisi membeku di puncak gunung. "Itu pertama dan satu-satunya kali saya memakai penghangat lengan atau kaki (serius)," ungkapnya. "Tangan saya sangat beku sehingga saya tidak bisa menggerakkan shifter untuk kilometer terakhir atau membuka helm setelahnya. Hanya orang Kanada yang konyol yang menganggap ini ide bagus di bulan November."

Prestasi Burke sekali lagi menunjukkan bahwa semangat dan kerja keras dapat mengalahkan segala rintangan, bahkan di tanjakan yang paling ditakuti sekalipun. Kisahnya menjadi inspirasi bagi semua pesepeda amatir yang bermimpi suatu hari nanti mendaki gunung-gunung tertinggi di dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini