Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia balap sepeda. Annemiek van Vleuten, mantan juara Tour de France dan multi-pemenang kejuaraan dunia, baru saja mengumumkan akan bergabung dengan tim Fenix-Deceuninck pada tahun 2025.
Dalam peran barunya sebagai mentor performa, Van Vleuten akan membagi pengalamannya kepada generasi penerus, membantu mereka menjadi atlet yang lebih baik. Tim Fenix-Deceuninck juga mengontrak sejumlah pembalap top, termasuk Juara Dunia sepeda gunung dan pembalap muda terbaik Tour de France Puck Pieterse, serta peraih podium klasifikasi umum Tour de France Pauliena Rooijakker.
Namun, Van Vleuten menekankan bahwa ia akan bekerja sama dengan beberapa pembalap terpilih. "Kami masih mencari tahu tentang itu. Ini semacam perjalanan penemuan bagi saya dan tim. Tapi saya pasti akan berpikir bersama dengan para atlet dan melihat bagaimana kami bisa mendapatkan yang terbaik dari tim ini," ujar Van Vleuten.
Van Vleuten menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Pieterse, yang ia yakini memiliki potensi untuk menjadi pemenang Tour. "Dia memiliki banyak bakat. Tapi saya pikir kita harus membimbingnya. Dia harus menemukan jati dirinya. Dan saya pikir dia harus melakukan itu dengan membuat pilihan dalam apa yang benar-benar ingin dia kuasai," tuturnya.
Selain Pieterse, Van Vleuten juga tertarik dengan perkembangan Rooijakker, yang mulai menemukan dirinya sebagai pembalap klasifikasi. "Mungkin kita bisa mempercepat prosesnya sedikit dengan berpikir bersama Pauliena. Dan terkadang itu hanya tentang memberi kepercayaan," kata Van Vleuten.
Van Vleuten yang pensiun dari balap profesional pada akhir 2023, mengungkapkan bahwa ia didekati oleh tim Fenix-Deceuninck pada musim semi lalu. "Mereka mengatakan: ‘Kami punya ide bahwa kami masih membutuhkan sesuatu agar para pembalap bisa mengambil langkah terakhir. Kami pikir kamu bisa berkontribusi untuk itu,’" ungkap Van Vleuten.
Ia melihat peran baru ini sebagai peluang besar untuk mengembangkan dirinya sebagai pelatih. "Saya tahu saya tidak ingin menjadi pemimpin tim di dalam mobil, karena saya pikir yang lain lebih baik dalam hal itu secara taktis. Dan saya juga tidak ingin menjadi pelatih. Jadi, ‘peran yang longgar’ ini sangat bagus bagi saya," tambahnya.
Van Vleuten juga telah mendiskusikan peluang sebagai pelatih dengan pelatih lamanya, Louis Delahaije, serta mempelajari psikologi olahraga. "Saya pikir itu mungkin bagian yang paling menarik. Dan di mana saya bisa berkontribusi paling banyak untuk perkembangan pembalap," ujarnya.
Keputusan Van Vleuten untuk bergabung dengan Fenix-Deceuninck juga didasarkan pada visi dan struktur tim yang ia nilai positif. "Saya pikir penting untuk memberikan fasilitas yang sama kepada perempuan dan laki-laki di tim yang sama. Selain itu, dengan cepat menjadi jelas bagi saya bahwa Philip Roodhooft benar-benar memiliki visi yang jelas dengan tim ini," tulis Van Vleuten di situs webnya.
"Saya sangat terkejut dengan struktur yang tertata dengan baik dan segala sesuatu yang telah diatur dalam tim ini. Saya melihat tim ini dimulai sebagai tim tempat beberapa ‘crossers’ mengendarai program jalan raya bersama, tetapi tim ini terus berkembang di mana menurut saya terobosan benar-benar terjadi pada tahun 2023," lanjutnya.
Van Vleuten percaya bahwa Fenix-Deceuninck adalah platform yang tepat baginya untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi kepada olahraga balap sepeda. "Saya pikir tidak ada dari kita yang memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana dan apa yang bisa saya tambahkan ke tim ini sebagai ‘mentor performa’, tetapi ada keinginan yang jelas dari kedua belah pihak untuk memberikan kontribusi yang substantif," tutupnya.