Meski baru meraih kemenangan di Binche-Chimay-Binche, pesepeda muda Arnaud De Lie enggan sesumbar soal peluangnya di Paris-Tours akhir pekan ini. De Lie mengakui bahwa lomba tahunan di Prancis itu memiliki medan yang cukup sulit, sehingga keberuntungan turut berperan penting dalam pencapaian hasil optimal.
Dalam wawancaranya dengan media Belgia Dernière Heure, pebalap berusia 22 tahun itu menyebutkan medan berbatu sepanjang 10 kilometer di kawasan perbukitan Sungai Loire sebagai faktor yang dapat mempengaruhi performa para peserta. Selain itu, De Lie harus menghadapi barisan pesaing berat yang mencakup lima mantan juara Paris-Tours, seperti Arnaud Démare, Riley Sheehan, John Degenkolb, Soren Kragh Andersen, dan Matteo Trentin.
"Paris-Tours adalah salah satu tujuan saya. Ini adalah perlombaan yang indah dan memiliki trek berbatu, yang sangat saya sukai," ujar De Lie.
Namun, De Lie tidak ingin terbebani oleh tekanan untuk mengulangi prestasinya di Binche-Chimay-Binche. Ia menyadari bahwa nasib di Paris-Tours bisa berubah dalam sekejap.
"Saya telah mengikuti Paris-Tours tiga kali, dan setiap kali selalu mengalami kemunduran seperti kecelakaan dan ban bocor. Bahkan jika Anda menjalani lomba dengan sempurna, Anda tidak bisa mengendalikan hasilnya," kata De Lie.
Meski menyukai lintasan berbatu, De Lie tetap realistis tentang kemungkinan terjadinya insiden yang dapat menggagalkan upayanya. Ia mengingat pengalaman mantan rekan setimnya, Frederik Frison, yang kehilangan peluang kemenangan di Paris-Tours karena ban bocor di sektor berbatu terakhir.
"Jadi, saya akan menjalani Paris-Tours tanpa merasakan tekanan apa pun. Jika saya mendapatkan hasil yang baik, maka itu lebih baik. Jika tidak, maka tidak apa-apa," ujar De Lie.