La Flèche Wallonne 2024 menjadi sebuah pertarungan melawan cuaca yang brutal, meninggalkan jejak penderitaan dan pengunduran diri di antara para pembalap.
Dengan suhu yang anjlok hingga 1°C, hujan lebat, hujan es, dan bahkan salju yang turun, lebih dari setengah peserta terpaksa menghentikan perlombaan. Hanya 106 pembalap wanita dan 44 pembalap pria yang berhasil menyelesaikan balapan yang digambarkan oleh media Belgia sebagai "Dantesque".
Mattia Skjelmose (Uno-X Mobility) menjadi salah satu korban cuaca ekstrem. Ia terlihat menggigil tak terkendali dan menunjukkan tanda-tanda hipotermia setelah balapan. Untungnya, timnya dengan cepat memberikan pertolongan dan mengonfirmasi bahwa kondisinya membaik.
Gaia Realini dari tim yang sama juga merasakan dampak cuaca buruk. Ia terpaksa mengalah dari Elisa Longo Borghini untuk menempati posisi podium. "Ini adalah balapan yang sangat dingin dan aneh. Hujan mulai turun di awal balapan," kata Longo Borghini.
Tim Uno-X Mobility menunjukkan persiapan yang matang dengan menempatkan semua pembalapnya di finish. Tobias Halland Johannessen menjadi yang terbaik di urutan keenam.
"Kami benar-benar siap untuk cuaca ini, jadi kami tahu ketika salju mulai turun, kami hanya perlu menunggu setengah jam dan seluruh peleton akan hilang," kata Johannessen.
Sebaliknya, seluruh tim UAE Team Emirates, Ineos Grenadiers, dan Jayco AlUla gagal menyelesaikan balapan, mungkin menghemat tenaga mereka untuk Liege-Bastogne-Liege hari Minggu.
Stevie Williams (EF Education-EasyPost) menjadi pemenang yang beruntung di tengah kondisi yang sulit. "Ini hari yang luar biasa," katanya. "Sangat istimewa untuk memenangkan balapan seperti ini di kondisi yang sangat sulit."
La Flèche Wallonne 2024 akan dikenang sebagai balapan yang menguji batas daya tahan para pembalap dan memperlihatkan kekuatan persiapan dan ketahanan tim.