Beranda Berita Dilema Lingkungan Bersepeda: Mitos dan Fakta

Dilema Lingkungan Bersepeda: Mitos dan Fakta

4
0

Bersepeda kerap dianggap sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan. Namun, pandangan ini perlu dikritisi secara mendalam.

Benar bahwa bersepeda mengurangi polusi dan emisi gas buang kendaraan. Namun, seberapa sering Anda bersepeda sebagai pengganti berkendara mobil? Jika Anda seorang pesepeda rekreatif, kemungkinan besar hanya sebagian kecil perjalanan yang Anda lakukan menggunakan sepeda.

Ironisnya, para pesepeda fanatik justru cenderung lebih konsumtif. Mereka kerap membeli berbagai produk dan perlengkapan bersepeda yang sebagian besar tidak perlu. Sepeda tua yang jarang diganti atau di-upgrade lebih ramah lingkungan dibandingkan sepeda baru yang dibeli terus-menerus.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak lingkungan dari pembuatan produk bersepeda. Aluminium, baja, dan titanium memerlukan proses penambangan dan pemrosesan yang intensif. Karbon fiber, bahan rangka yang populer, bahkan lebih buruk lagi karena sangat boros energi dan hampir tidak dapat didaur ulang.

Komponen sepeda lainnya, seperti ban, bantalan rem, dan rantai, juga berkontribusi terhadap polusi lingkungan. Sebagian besar ban terbuat dari karet sintetis yang berasal dari minyak bumi dan diperkuat dengan karbon hitam, yang memicu polusi udara. Rem dan rantai melepaskan serpihan plastik dan logam ke lingkungan.

Belum lagi soal pengiriman sepeda dari pabrik ke tempat penjualan. Mayoritas sepeda yang kita gunakan diproduksi di Cina atau negara-negara Asia lainnya, yang mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara dan menempuh perjalanan jauh melalui laut.

Industri sepeda juga gencar memasarkan produk-produk baru yang "lebih baik", meski perbedaannya mungkin hanya sedikit. Hal ini mendorong pesepeda untuk terus meng-upgrade sepeda mereka, meskipun yang lama masih layak pakai.

Gerakan berkelanjutan telah mencoba mengubah tren ini, tetapi seringkali terjebak pada taktik "pemutihan hijau". Contohnya, memproduksi spacer headset dari karbon daur ulang mungkin hanya berdampak minimal.

Industri sepeda perlu bersikap lebih transparan tentang dampak lingkungan dari bahan, proses produksi, dan rantai pasok. Selain itu, konsep masa pakai sepeda perlu diubah. Kita tidak perlu terus mengendarai sepeda berperforma tinggi yang hanya bertahan dua atau tiga tahun.

Salah satu solusi inovatif yang pernah diusulkan adalah model produksi melingkar. Konsepnya adalah memproduksi sepeda dari bahan tahan lama seperti baja tahan karat, yang dapat disewakan dan dikembalikan setelah tidak digunakan lagi. Sepeda yang dikembalikan kemudian dibersihkan dan disewakan kembali.

Sebagai konsumen, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

  • Rawat sepeda dengan baik agar awet.
  • Saat membeli produk baru, pastikan tersedia suku cadang pengganti.
  • Pertimbangkan matang-matang sebelum membeli sepeda baru. Apakah benar-benar akan meningkatkan pengalaman bersepeda Anda?

Mungkin suatu saat nanti, kebanggaan di kedai kopi bukan lagi tentang sepeda terbaru, melainkan tentang sepeda tertua yang masih prima. L’Eroica, sebuah ajang bersepeda yang populer di Italia, membuktikan bahwa bersepeda tua juga bisa menyenangkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini