Dalam dunia balap sepeda, Tadej Pogačar menjadi fenomena yang mendominasi. Dominasinya begitu kuat hingga membuat Romain Bardet, veteran asal Prancis, mengakui keunggulan sang bintang muda.
Ketimpangan Kekuatan
Menurut Bardet, Pogačar berada di kelasnya sendiri, jauh melampaui pembalap lainnya. "Ini bukan kategori yang sama," ujarnya, mengutip analogi tinju.
Bardet menyaksikan langsung dominasi Pogačar di beberapa balapan, seperti Strade Bianche, GP Montréal, dan Kejuaraan Dunia. "Saya sangat yakin, kecuali ada masalah mekanis atau semacamnya, dia pasti menang," ungkap Bardet.
Frustasi di Peloton
Dominasi Pogačar dan beberapa tim tertentu telah menimbulkan frustrasi di antara pembalap lainnya. "Ketika Anda memiliki enam orang bekerja untuk Anda dan akhirnya finis di posisi keenam atau ketujuh, Anda bertanya-tanya apakah Anda cukup baik," kata Bardet.
Menurut Bardet, hal ini disebabkan oleh konsentrasi talenta dan gaji tinggi di segelintir tim. "Kita menuju ke balap sepeda di mana minat pada level kompetitif berkurang drastis," ujarnya.
Pernyataan Bardet
Bardet mengakui bahwa ia mungkin terkesan sebagai mantan pembalap top yang mencari alasan kegagalannya. Namun, ia juga melihat adanya peningkatan umum dalam level performa.
Bagi Bardet, momen ketika ia menyadari dirinya tertinggal adalah di etape Pyrenean di Tour de France 2020 yang dimenangkan Pogačar. "Saya merasa dikalahkan di pegunungan. Saya tidak pernah merasakan perbedaan signifikan seperti itu sebelumnya," ungkapnya.
Rencana Pensiun Bardet
Meski balap sepeda telah berubah, Bardet telah menetapkan tanggal pensiunnya pada 15 Juni 2025. Kemenangannya di etape pembuka Tour de France 2024 akan menjadi cara yang ideal untuk mengakhiri kariernya.
"Itu seperti skenario impian, tapi tidak benar-benar mengejutkan," kata Bardet. "Hasilnya luar biasa, tetapi itu bagian dari pendekatan saya, rencana yang saya buat untuk akhir pekan pertama."