Pada etape ke-4 Tour de France, Remco Evenepoel memperlihatkan perjuangan kerasnya. Meski mengalami kendala pada turunan Col du Galibier, pebalap Belgia itu berhasil mendekatkan diri ke grup pengejar di belakang Tadej Pogačar yang tak tersentuh. Evenepoel pun meraih kemenangan dalam sprint untuk posisi kedua.
"Selalu menyenangkan finis kedua di belakang pebalap terbaik di dunia," kata Evenepoel yang kembali mengenakan jersey putih sebagai pebalap muda terbaik di Valloire.
"Serangan Tadej pada ketinggian 2.600 meter sangat kuat. Saya mencoba bertahan dengannya, tetapi itu masih terlalu berat bagi saya. Jika Anda mencapai finis sendirian, Anda adalah yang terbaik hari ini, tetapi ini bagus untuk kepercayaan diri saya."
Jika Jonas Vingegaard akhirnya goyah atau kesulitan saat mencoba melawan Pogačar, Evenepoel bisa menjadi pesaing terbesarnya.
Pebalap Belgia itu meraih delapan detik bonus karena finis kedua dan dua detik lagi di puncak Galibier. Pencapaian ini membawanya melewati Vingegaard ke posisi kedua secara keseluruhan, tertinggal 45 detik dari Pogačar. Evenepoel jelas menjadi penantang podium di awal balapan dan dia pasti akan mengungguli rival-rivalnya dalam time trial 25,3 km pada hari Jumat.
"Finis lima besar tetap menjadi rencana, tetapi semakin dekat kita ke podium, semakin kita harus berusaha. Saya mengejar kemenangan etape dan kemudian kita bisa melihat klasifikasinya,” kata Evenepoel.
Evenepoel bersama Mikel Landa melewati banyak bagian Galibier, dan Soudal-Quick Step tampaknya telah meningkat sebagai tim Grand Tour. Ia tampil tenang dan terkendali saat mendaki Galibier, dengan satu masalah terbesar adalah penurunan.
"Saya mencoba melaju secepat mungkin di bagian akhir Galibier karena saya tahu ada bonus di puncak. Lalu saya turun dengan kecepatan penuh, tetapi air es itu agak menakutkan,” akunya.
Evenepoel mengacu pada beberapa titik selama bagian pertama turunan ketika salju yang mencair memercikkan air ke jalan. Bahkan Pogačar berhati-hati di sana, tetapi Evenepoel sangat berhati-hati.
Dia memulai turunan di posisi ketiga tetapi kemudian disalip oleh Carlos Rodriguez (Ineos Grenadiers), Primož Roglič (Red Bull-Bora-Hansgrohe), Juan Ayuso (UAE Team Emirates). Dia bahkan kehilangan roda mereka dan harus berjuang untuk kembali selama bagian akhir dari turunan sepanjang 18 km.
“Itu cepat, teknis, dan agak menakutkan. Aspalnya mengingatkan saya pada Negara Basque, permukaan jalan yang bergelombang. Saya tidak merasa nyaman 100%,” akunya, merujuk pada kecelakaan mengerikan di balapan Itzulia Basque Country yang membuatnya, Vingegaard, Roglič, dan pebalap lain mengalami kecelakaan dengan kecepatan tinggi.
“Saya terpeleset beberapa kali dan itu tidak bagus untuk kepercayaan diri. Saya membuat beberapa kesalahan dan beberapa orang bisa kembali,” katanya. “Mudah-mudahan tidak akan menurun dari sini, saya bisa merasakan diri saya membaik. Sekarang saya sudah fokus pada time trial hari Jumat."
