Filippo Ganna memilih bungkam seusai serangannya pada etape keempat Giro d’Italia digagalkan oleh rekan satu timnya di Olimpiade, Simone Consonni.
Meskipun berhasil memimpin beberapa detik dari kelompok peloton, Ganna akhirnya dikalahkan oleh Jonathan Milan dari tim Lidl-Trek yang dipimpin oleh Consonni. Kekecewaan jelas terpancar pada Ganna yang akhirnya finis di urutan ke-97.
Sebagai pembalap asal Italia yang paling terkenal di balapan sepeda terpenting di negaranya, Ganna mengaku kewalahan dengan sorotan yang diterimanya. Dia bahkan sempat berharap lolos dari wawancara setelah etape tersebut.
Saat ditanya tentang serangannya di Capo Mele, Ganna hanya menjawab singkat, "Tidak terlalu hebat, kalau tidak, saya akan menang." Dia juga mengakui seharusnya menyerang di puncak Capo Mele, bukan di tanjakan itu sendiri.
Consonni, yang tidak berhasil menemui Ganna setelah etape, membela tindakan timnya. "Saya tidak tahu apakah akan menarik Milan atau memperlambat Pippo," kata Consonni.
Namun, Ganna menolak penjelasan tersebut dengan mengatakan bahwa balapan adalah balapan dan setiap tim berhak menjalankan strateginya masing-masing. Dia justru senang melihat tiga juara Olimpiade tim pursuit Italia tampil di Andora.
Ketika ditanya tentang keputusannya meninggalkan kelompok pelarian awal, Ganna lebih memilih untuk mengikuti jejak Jose Mourinho dengan menjawab, "Anda harus bertanya kepada tim."
Dengan Geraint Thomas yang menjadi penantang terdekat Tadej Pogačar, Ganna mungkin akan dibatasi kebebasannya di luar dua etape time trial. Namun, Ganna lebih memilih untuk tidak mengomentari keputusan strategis tersebut.
