Tahun ini, Giro d’Italia diprediksi akan menyuguhkan perlombaan yang lebih ketat tanpa kehadiran Tadej Pogačar yang mendominasi pada tahun 2024. Namun, sejumlah pebalap siap berduel memperebutkan kemenangan etape dan gelar juara keseluruhan hingga garis akhir di Roma.
Direktur perlombaan Giro, Mauro Vegni, mengungkap masih bernegosiasi dengan beberapa tim pebalap besar. Kabarnya, Mathieu van der Poel (Alpecin-Deceuninck) berpotensi menjadi kejutan dengan memperebutkan kemenangan etape pada bulan Mei.
"Kami masih bernegosiasi dengan beberapa pebalap besar," kata Vegni kepada Cyclingnews. "Beberapa sudah mengonfirmasi akan ikut Giro, sementara beberapa lainnya menolak. Saya harap akhir bulan ini kami sudah tahu siapa saja yang akan memulai Giro di Albania."
Tanpa Pogačar, Juan Ayuso, Adam Yates, dan Isaac del Toro akan memimpin UAE Team Emirates. Jonas Vingegaard juga diprediksi akan fokus pada Tour de France ketika Visma-Lease a Bike mengumumkan rencana Grand Tour mereka tahun 2025. Wout van Aert dan Olav Kooij akan menjadi andalan Visma-Lease a Bike di Giro, dengan Van Aert mengincar maglia rosa pertama di Albania, sementara Kooij mengincar enam etape sprint yang diperkirakan akan terjadi.
Pemenang Giro 2023, Primož Roglič (Red Bull-Bora-Hansgrohe) kemungkinan akan menjadi favorit awal untuk kemenangan keseluruhan pada Giro 2025. Namun, Nairo Quintana (Movistar), Mikel Landa (Soudal-QuickStep), Richard Carapaz (EF Education-Easypost), Romain Bardet, dan Max Poole (Picnic PostNL) juga menjadi ancaman. Derek Gee (Israel-Premier Tech) juga merupakan pebalap yang patut diperhitungkan.
Vegni belum mengungkapkan tiga undangan wildcard terakhir untuk Corsa Rosa dan tampaknya masih bernegosiasi alot dengan Tudor Pro Cycling, Q36.5, Team Polti VisitMalta, dan VF Group-Bardiani CSF-Faizanè. Ia tampaknya menolak gagasan menambah jumlah tim menjadi 23 di Giro, Tour, dan Vuelta untuk memudahkan pembagian wildcard.