[Narasi Pembuka]
Gravel World Championships di Leuven diwarnai dengan kontroversi. Jasper Stuyven, pembalap Belgia, menuding rekan senegaranya berkendara untuk mendukung pembalap Belanda Mathieu van der Poel. Tuduhan ini pun menimbulkan perdebatan mengenai sportivitas dan kesetiaan tim.
[Paragraf 1]
Van der Poel berhasil menjuarai balapan dengan unggul 1:03 atas Florian Vermeersch dari Belgia. Rekan satu tim Van der Poel di Alpecin-Deceuninck, Quinten Hermans, menempati posisi ketiga dengan selisih 3:47. Meskipun Belgia berhasil menempatkan empat pembalap di posisi lima besar, Stuyven merasa kecewa atas kinerja rekan satu timnya.
[Paragraf 2]
Stuyven menuduh Hermans dan Gianni Vermeersch, yang finis di posisi kelima, lebih berfokus pada kemenangan Van der Poel daripada kepentingan tim Belgia. "Ini menjengkelkan. Mereka tidak mengambil alih, tetapi mereka melakukannya ketika itu menguntungkan mereka," ungkap Stuyven kepada Sporza. "Sudah sangat jelas bahwa semua orang dari Alpecin hadir untuk membantunya. Padahal, saya berharap kita akan membalap di tim [nasional]."
[Paragraf 3]
Vermeersch membela diri dengan mengatakan bahwa "selalu lebih baik ketika seseorang dari Alpecin menang." Ini dianggap sebagai konfirmasi atas tuduhan Stuyven. "Bukan tugas kami untuk menutup jarak," lanjutnya. "Tapi kami juga bukan benar-benar faktor pembatas. Kami selalu mencoba untuk bergantian sedikit. Saya ingin menang sendiri."
[Paragraf 4]
Hermans, yang meraih medali perunggu setelah finis keenam pada debutnya tahun lalu, menegaskan bahwa "rencananya adalah berkendara bersama dengan tim." Namun pernyataan ini dipertanyakan karena Hermans dan Vermeersch terlihat jelas bekerja sama dengan Van der Poel, yang menginisiasi serangan sejak awal balapan.
[Narasi Penutup]
Kontroversi Gravel World Championships ini menyoroti pentingnya sportivitas dan kesetiaan tim dalam olahraga. Aksi yang dipertunjukkan oleh beberapa pembalap Belgia memicu pertanyaan tentang prioritas mereka, apakah untuk kemenangan tim atau kepentingan pribadi. Hal ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi para atlet dan penggemar olahraga.