Perempuan Australia, Grace Brown, mengukir sejarah dengan menjadi pemenang pertama dari negaranya di ajang bergengsi Liège-Bastogne-Liège untuk kategori elite wanita. Namun, tak hanya Brown, atlet Australia lainnya, Sarah Gigante, juga patut dipuji berkat penampilannya yang mengesankan.
Gigante, 23 tahun, memulai musim dengan kemenangan di Tour Down Under, event Women’s WorldTour pertama. Namun, ia sempat mengalami kecelakaan parah pada 2021 yang membuatnya menunda debut di Liège hingga tiga tahun.
Pertarungan sengit terjadi sejak dini ketika Gigante melepaskan diri dari rombongan dengan 135 kilometer tersisa dari total jarak 153 kilometer. Namun, ia berjuang sendirian tanpa rekan setim yang menemani.
"Awalnya, rencananya adalah kabur bersama kelompok kecil, tapi akhirnya hanya saya sendiri," kata Gigante. "Saya memanfaatkan jarak yang ada. Saya melaju 60 kilometer sendirian, berharap ada yang bergabung, tapi tidak ada yang bersedia."
Meski sendirian, Gigante terus melaju, bahkan sempat mencatatkan jarak tiga menit dari rombongan pengejar. Akhirnya, sekelompok kecil yang dipimpin Brown menyusul Gigante yang telah berjuang sendiri selama lebih dari 20 kilometer.
"Semangat dari penonton, termasuk yang tidak mendukung tim saya, sangat luar biasa," ujar Gigante.
Gigante juga mengungkapkan bahwa Liège-Bastogne-Liège kini menjadi balapan favoritnya di antara seri klasik.
Selain Gigante, atlet muda asal Australia lainnya juga menunjukkan performa yang gemilang. Kim Cadzow dari EF Education-Cannondale finis di urutan keenam, Niamh Fisher-Black dari SD Worx-Protime di urutan kesepuluh, dan Neve Bradbury dari Canyon-SRAM di urutan kesebelas.
Pencapaian para atlet Australia ini membuktikan bahwa mereka memiliki potensi untuk meraih kesuksesan di ajang balap sepeda internasional. Meski Brown menjadi yang pertama meraih kemenangan di Liège-Bastogne-Liège, Gigante dan atlet lainnya telah menorehkan sejarah dan menginspirasi generasi atlet masa depan dari Australia dan kawasan sekitarnya.