Setelah lama absen, klasifikasi Intergiro akan kembali meramaikan balapan Giro d’Italia tahun ini. Klasifikasi ini memberikan kesempatan bagi para pebalap yang bukan sprinter atau climber ulung untuk memperebutkan kemenangan.
Intergiro pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 dan terakhir kali digelar pada tahun 2005. Sejumlah pebalap dengan kemampuan beragam pernah merebut gelar ini, seperti Phil Anderson (1990), Miguel Indurain (1992), dan Magnus Backstedt (2003).
Klasifikasi ini akan memperebutkan poin di setiap tahap balapan (kecuali time trial). Akan ada gerbang Intergiro di pertengahan setiap tahap yang berfungsi sebagai garis finis untuk kompetisi Intergiro.
Delapan pebalap pertama yang melewati gerbang akan mendapatkan poin dari 12 hingga 1, serta 3, 2, dan 1 detik untuk GC keseluruhan. Selain itu, kedelapan pebalap tersebut juga mendapatkan poin yang sama untuk klasifikasi poin. Hal ini bisa menjadi target yang menggiurkan bagi pebalap yang mengincar jersey poin (ciclamino).
Selain poin, pemenang Intergiro akan mendapatkan hadiah uang tunai, kursus berkendara yang aman dari sponsor Sara Assicurazioni, dan trofi berbentuk bunga tulip. Pada edisi sebelumnya, pemimpin Intergiro dianugerahi jersey biru, namun kali ini tidak disebutkan secara resmi.
Intergiro diharapkan menjadi alternatif dari klasifikasi Kombinasi, yang sempat digantikan pada tahun 1980-an. Namun, klasifikasi ini memiliki perbedaan mendasar, yaitu berdiri sendiri.
Apakah Intergiro akan cukup menarik perhatian dari GC utama, masih harus dibuktikan. Yang jelas, klasifikasi ini akan menambah warna dan persaingan yang seru di Giro d’Italia 2023.
