Pembalap Wales Geraint Thomas nyaris mengalami malapetaka pada etape ke-19 Giro d’Italia. Hanya beberapa kilometer dari garis finis, Thomas bertabrakan dengan Antonio Tiberi dari Bahrain Victorious, membuatnya nyaris kehilangan kesempatan meraih podium kedua secara berturut-turut.
Beruntungnya, Thomas tidak mengalami cedera serius berkat gerakan cepat Rafal Majka dari UAE Team Emirates yang memberi isyarat agar peloton memperlambat laju. Hal ini memungkinkan Thomas untuk mengejar kembali kelompok terdepan.
Pemimpin klasemen, Tadej Pogačar, melewati etape tanpa insiden, mempertahankan keunggulannya sebesar 7:42. Andrea Vendrame dari Decathlon-AG2R La Mondiale keluar sebagai jawara pada hari itu.
Kecelakaan Thomas bermula saat berada di rombongan pengguna kaus merah muda, sekitar enam kilometer dari finis, tepat di puncak pendakian Sappada. Meski rombongan melaju dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, sentuhan ban dengan Tiberi membuat Thomas terjatuh di aspal yang basah.
Dengan sigap, Thomas kembali ke lintasan dan meminta sepeda pengganti. Kelompok kaus merah muda mengalah demi Thomas, yang dengan cepat menyusul kembali.
"Saya pikir itu menunjukkan bahwa setiap orang saling menghormati dan tindakan seperti itu tidak perlu," kata Pogačar. "Tidak ada yang ingin menyalip Thomas dengan cara seperti itu.
"Ada banyak rasa hormat dan saya harap dia baik-baik saja setelah kecelakaan itu. Sungguh disayangkan, setelah menguasai sepanjang hari, terjadi momen yang buruk di akhir. Namun, saya berharap dia baik-baik saja dan kita bisa menampilkan pertunjukan yang hebat besok."
Dengan hanya dua hari balapan tersisa, Thomas masih bertahan di posisi ketiga, 8:04 di belakang Pogačar. Kecelakaan di etape ke-19 ini menjadi pengingat bahwa balap sepeda profesional penuh dengan risiko, namun rasa hormat antar-pebalap dapat menciptakan suasana yang lebih aman dan adil.