Kejadian memalukan terjadi pada etape pertama Volta ao Algarve yang berujung pada pembatalan balapan dramatis. Para pengendara sepeda bersitegang karena kesalahan penanda jalan yang menyesatkan, memicu perdebatan sengit mengenai siapa yang bertanggung jawab.
Menurut Jarrad Drizners, pembalap utama dari tim Lotto, absennya penanda yang jelas di sebuah bundaran krusial menjadi biang kerok kekacauan tersebut. Ia mengklaim bahwa pengendara hanya mengikuti arahan motor TV yang salah, membuat mereka tersesat dari jalur yang seharusnya.
Namun, sang kapten tim, Arnaud De Lie, menyoroti peran pengendara sendiri. Menurutnya, para pembalap seharusnya lebih cermat mempelajari jalur balap terlebih dahulu, meskipun ia mengakui kekurangan penyelenggara dalam memberikan penanda yang cukup.
Lain halnya dengan Wout van Aert (Visma-Lease a Bike). Ia berpendapat bahwa minimnya penghalang juga memperparah kebingungan. "Situasi ini seperti amatiran," kecamnya.
Sementara itu, Ion Izagirre (Cofidis) dan Michael Valgren (EF Education-EasyPost) menyatakan bahwa mereka tidak dapat berbuat banyak setelah kesalahan terjadi. Mereka hanya mengikuti arus dan berharap tidak terjadi kecelakaan.
Filippo Ganna, yang awalnya dianggap sebagai pemenang etape, awalnya bersikeras atas kemenangannya. Namun, ia kemudian menolak untuk memberikan komentar setelah mengetahui kebenaran.
Marco Haller (Tudor ProCycling) mengungkapkan kemarahannya, menyebut kejadian itu "lelucon" dan menuntut konsekuensi bagi penyelenggara. "Para pengendara telah berjuang keras untuk mencapai posisi yang sempurna, tetapi semuanya menjadi sia-sia," ujarnya.
Kekacauan ini menyoroti pentingnya penanda jalan yang jelas dan tanggung jawab bersama antara pengendara dan penyelenggara. Kesalahan komunikasi dan cerobohnya penanganan keselamatan pembalap dapat berdampak buruk pada kredibilitas dan keamanan ajang balap sepeda profesional.