Beranda Berita Kenali Dream Bike Cyclist, Sepeda Impian yang Melampaui Harga

Kenali Dream Bike Cyclist, Sepeda Impian yang Melampaui Harga

11
0

Para penggila sepeda, atau yang biasa disebut cyclist, memiliki hasrat yang berbeda-beda dalam memilih tunggangan mereka. Ada yang mengejar sepeda mewah dengan harga selangit, sementara yang lain mencari sepeda dengan nilai sentimental.

Di masa lalu, diskusi tentang "dream garage" di kalangan cyclist sangat umum. Mereka memimpikan memiliki banyak sepeda, bahkan hingga belasan unit. Namun, tren tersebut telah berubah.

Kini, para cyclist lebih realistis dalam memimpikan sebuah sepeda. Alih-alih mengejar banyak sepeda, mereka lebih fokus pada satu sepeda yang benar-benar menjadi impian mereka.

Sepeda Impian yang Berbeda

Jenis sepeda impian setiap cyclist bervariasi. Ada yang mengidamkan sepeda WorldTour seperti Pinarello Dogma, Specialized SL8, atau Trek SLR9. Mereka berprinsip bahwa semakin mahal, semakin baik.

Bagi sebagian cyclist, sepeda impian mungkin berupa sepeda klasik seperti penny-farthing tahun 1870-an atau Cinelli tahun 1950-an dengan perlengkapan premium.

Namun, sepeda impian tidak selalu harus mahal atau vintage. Bagi sebagian orang, sepeda impian adalah sepeda yang memiliki nilai sentimental. Mungkin itu adalah sepeda yang ditunggangi oleh pahlawan mereka saat masih muda, atau sepeda pertama yang mereka inginkan tetapi tidak pernah bisa mendapatkannya.

Aspek Emosional

Dream bike tidak hanya soal harga dan spesifikasi. Ada aspek emosional yang melekat di dalamnya. Ini adalah sepeda yang membangkitkan perasaan mendalam, membuat pengendaranya merasa bangga dan terhubung dengan sepeda tersebut.

Selain itu, dream bike haruslah sepeda yang ingin dikendarai secara rutin. Tidak ada gunanya memiliki sepeda impian yang hanya tertumpuk di garasi. Sepeda tersebut harus digunakan untuk menikmati hobi bersepeda.

Penyesalan dan Realitas

Meskipun keinginan untuk memiliki sepeda impian sangat kuat, terkadang kenyataan memaksa kita untuk menundanya atau bahkan melepaskannya. Harganya yang mahal atau kesulitan untuk mendapatkannya bisa menjadi hambatan.

Seperti yang dikisahkan dalam artikel, ada cyclist yang menolak membeli sepeda impian mereka karena tidak memiliki kebutuhan yang sesuai untuk menggunakannya. Mereka sadar bahwa memiliki sepeda tersebut justru akan merusak nilai sentimental yang dimilikinya.

Masa Depan Dream Bike

Dengan semakin tingginya harga peralatan bersepeda, mungkin suatu saat nanti para cyclist hanya akan memimpikan untuk memiliki satu set ban. Namun, apapun masa depannya, dream bike akan selalu menjadi bagian dari dunia bersepeda, sebuah representasi dari hasrat dan nilai-nilai yang dimiliki oleh para pengendaranya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini