Jan-Willem van Schip, pembalap sepeda asal Belanda, menjadi sorotan negatif dalam Elimination Race di UCI Track World Championships 2023. Setelah menerima diskualifikasi, Van Schip melancarkan protes yang tidak pantas, yang berujung pada diskualifikasi lebih lanjut.
Saat balapan yang menegangkan, Van Schip dianggap berkendara dengan berbahaya dan menyebabkan keributan. Akibatnya, ia diusir dari lintasan. Namun, alih-alih meninggalkan arena, Van Schip justru meluapkan amarahnya dengan mengumpat dan melontarkan gestur tidak senonoh kepada ofisial di hadapan penonton.
Perilaku Van Schip dikutuk secara luas oleh dunia bersepeda. UCI, badan pengatur olahraga balap sepeda internasional, memberinya diskualifikasi karena "serangan, intimidasi, penghinaan, ancaman, dan perilaku tidak pantas yang ditujukan kepada orang lain."
Penalti ini menjadi puncak kekecewaan bagi Van Schip, yang sebelumnya juga didiskualifikasi di Olimpiade Paris 2024 karena menyebabkan kecelakaan. Setelah kejadian tersebut, ia menyatakan kekecewaannya di media sosial, menyebut dirinya sebagai "korban dari ketidakadilan."
Namun, rekan senegaranya, Jules Hesters, yang juga didiskualifikasi dalam balapan yang sama, memiliki pandangan berbeda. Hesters mengecam keputusan wasit, dengan mengatakan, "Saya merasa dirampok. Saya akui melakukan kesalahan, tapi kali ini saya merasa diperlakukan tidak adil."
Terlepas dari kontroversi yang terjadi, kemenangan besar diraih oleh Tobias Aagaard Hansen dari Denmark, yang berhasil meraih medali emas dalam Elimination Race. Kemenangan ini menambah perolehan emas Denmark menjadi dua pada hari terakhir kejuaraan, menyamai pencapaian Inggris dan Belanda.
Diskualifikasi Van Schip menjadi pengingat penting tentang pentingnya sportivitas dalam olahraga. Perilaku tidak pantas dan penghinaan terhadap ofisial tidak dapat ditoleransi, terutama di hadapan penonton muda. Dengan mengambil tindakan tegas, UCI mengirim pesan yang jelas bahwa tindakan seperti itu tidak akan dimaafkan.