Dunia balap sepeda tengah menghadapi tantangan berat, seperti yang baru-baru ini terjadi pada Tour of Britain. Mengatur acara balap sepeda bukanlah tugas yang mudah, karena melibatkan banyak kesulitan dan rasa tidak terima.
Pada tingkat apa saja, dari Tour de France hingga balapan klub, organisasi balap penuh dengan kesulitan dan rasa tidak berterima kasih. Dalam balapan besar seperti Tour of Britain, banyak yang tidak puas karena rute balapan tidak melewati rumah mereka atau justru lewat di depan rumah mereka.
Selain kesulitan mendapatkan dukungan emosional, masalah keuangan juga menjadi momok tersendiri. Pembayaran untuk polisi, penutupan jalan, tenda, layanan waktu, dan sewa kendaraan menguras banyak biaya. Tak hanya itu, pemasukan dari balap sepeda sangat minim.
Penonton tidak mau membayar untuk menonton karena mereka hanya berdiri di pinggir jalan umum. Hak siar televisi juga bernilai rendah, bahkan banyak balapan yang harus membayar agar siarannya ditayangkan. Sponsor sulit ditemukan, dan otoritas lokal lebih memilih membiayai kesejahteraan masyarakat daripada mendukung balapan sepeda.
Biaya yang tinggi membuat biaya pendaftaran terus melambung tinggi. Yang memperburuk keadaan, pandemi global dan kematian Ratu Inggris baru-baru ini semakin mempersulit penyelenggaraan balapan.
Beberapa solusi telah diajukan, seperti membuat biaya pendaftaran yang sama untuk semua balapan, sehingga balapan kecil dapat membantu mendanai balapan besar. Namun, solusi ini dinilai tidak adil bagi peserta balapan klub.
Dunia balap sepeda saat ini sedang menghadapi dilema. Di satu sisi, balapan ini disukai banyak orang, tetapi di sisi lain, sulit untuk mengaturnya dengan baik karena berbagai tantangan yang dihadapi. Diperlukan inovasi dan dukungan yang lebih luas untuk memastikan masa depan balap sepeda yang lebih cerah.
