Pebalap Amerika Serikat, Luke Lamperti, menorehkan prestasi bersejarah dalam ajang prestisius Giro d’Italia. Lamperti, yang sebelumnya belum pernah berkompetisi dalam balapan lebih dari sepuluh hari berturut-turut, berhasil melampaui batas tersebut pada etape ke-11.
Lamperti memperkuat tim Soudal-QuickStep, yang selama ini mengandalkannya sebagai pilot bagi rekan setimnya, Tim Merlier. Pada etape ke-11, Lamperti sekali lagi menjalankan tugasnya dengan baik, membantu Merlier meraih kemenangan di Fossano pekan lalu.
Kendati Merlier gagal meraih podium pada Rabu malam setelah didiskualifikasi akibat manuver ilegal, Lamperti tetap tampil solid dalam perannya. Ia menyatakan bahwa dirinya telah mencoba memperjuangkan hasil yang lebih baik secara pribadi pada etape ke-9, namun kondisi fisiknya belum memungkinkan.
Lamperti, yang baru berusia 21 tahun, awalnya mengaku terkejut saat mendapat panggilan untuk bergabung dalam tim Giro d’Italia. Ia pun tak menyangka dapat memulai debutnya di Grand Tour dengan sangat baik.
Saat ditanya tentang momen tersulit yang dihadapinya selama Giro sejauh ini, Lamperti menyebutkan kesulitan yang luar biasa setelah hari istirahat. "Saya kira 10 kilometer pertama setelah hari istirahat adalah bagian tersulit sejauh ini," ungkapnya.
Kendati demikian, Lamperti tetap optimis menatap etape-etape selanjutnya. Ia sadar bahwa bagian terberat dari Giro masih akan datang, dengan etape pegunungan yang paling menuntut masih belum dihadapi.
"Saya tidak takut secara mental, tetapi secara fisik, tentu saja, Anda mulai lelah," ujar Lamperti. "Kita lihat saja bagaimana perasaan saya secara fisik saat balapan berlanjut, tetapi saat ini, saya merasa baik-baik saja secara mental. Jika kami bisa terus melaju dengan cuaca yang bagus seperti ini, kami akan berada dalam kondisi yang baik."