Marion Sicot, mantan pebalap sepeda profesional Prancis yang pernah mewakili negaranya di kancah internasional, kini harus menerima hukuman 10 bulan penjara. Namun hukuman tersebut ditangguhkan, artinya Sicot tidak akan masuk penjara jika tidak melakukan pelanggaran hukum lainnya dalam 10 bulan ke depan.
Sicot dinyatakan bersalah atas kepemilikan dan penggunaan obat-obatan terlarang (doping). Kasus ini bermula dari hasil tes positif eritropoietin (EPO) yang dilakukan pada tahun 2019. Zatnya tersebut ditemukan dalam tubuh Sicot setelah tes doping usai Kejuaraan Nasional Balap Sepeda Prancis. Awalnya, Sicot membantah menggunakan EPO, namun pengadilan memutuskan lain.
Persidangan menunjukkan bahwa Sicot telah mengonsumsi zat-zat terlarang, termasuk EPO dan clenbuterol, selama periode 2016-2019. Kala itu, ia membela tim Belgia Dotcini-Van Eyck Sport. Akibat pelanggaran ini, Sicot dijatuhi sanksi larangan berlaga selama dua tahun. Namun, hukuman tersebut kemudian diperpanjang menjadi empat tahun dan baru akan berakhir pada Maret 2024.
Dalam pengakuannya di pengadilan, Sicot mengungkapkan bahwa zat-zat terlarang sangat mudah diakses di dunia balap sepeda. Ia juga mengatakan bahwa doping telah menjadi "bagian tak terpisahkan dari olahraga ini". Meski begitu, ia menegaskan tidak mendapatkan keuntungan pribadi dari kecurangannya.
"Saya menyesal telah berbohong dan curang. Saya telah mengotori olahraga saya sendiri," kata Sicot. "Saya mengambil jalan yang mudah."
Kasus Sicot menjadi sorotan terkait isu doping dalam dunia olahraga. Di Prancis, penggunaan zat doping tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum. Namun, perdagangan dan kepemilikan zat tersebut merupakan tindakan kriminal. Di Amerika Serikat, penggunaan zat peningkat performa juga dilarang. Sementara di Inggris, doping tidak dianggap sebagai kejahatan.
Selain Sicot, dua orang lainnya juga dihukum dalam kasus ini. Seorang teman Sicot yang merupakan mantan pebalap semi-profesional dijatuhi hukuman 10 bulan penjara yang ditangguhkan dan denda €10.000. Sementara itu, seorang dokter berusia 51 tahun yang diduga memalsukan resep dijatuhi hukuman 10 bulan penjara yang ditangguhkan, denda lebih tinggi yaitu €20.000, serta larangan praktik medis selama enam bulan.
Hukuman yang dijatuhkan kepada Sicot dan rekan-rekannya menjadi peringatan keras terhadap pelanggaran doping. Olahraga harus selalu menjunjung tinggi integritas, keadilan, dan permainan yang bersih.