Pada edisi pertama Vuelta a Burgos Féminas, terjadi insiden yang menguji dilema antara naluri kemanusiaan dan ambisi balap. Menjelang garis finis, Sofia Bertizzolo dan Elisa Balsamo terjatuh dengan keras. Reaksi pertama Lucinda Brand, rekan setim Balsamo, bukanlah mempertahankan posisinya, melainkan bergegas menolong temannya.
"Hari ini saya mengikuti naluri kemanusiaan saya, bukan naluri balap saya," tulis Brand di media sosial. "Saya berhenti untuk memeriksa rekan setim saya setelah kecelakaan buruk beberapa meter dari garis finis."
Meskipun tindakan mulia Brand mengorbankan posisi finisnya, ia tidak menyesalinya. Namun, regulasi balap hanya memberikan waktu finis yang sama kepada korban kecelakaan, bukan kepada mereka yang menolong. Akibatnya, Brand tertinggal tiga menit dan kehilangan peluangnya untuk bersaing di puncak klasemen.
Menurut aturan UCI, insiden yang terjadi dalam tiga kilometer terakhir garis finis memungkinkan pembalap yang terkena dampak mendapat waktu yang sama dengan rekan yang terlibat dalam kecelakaan. Namun, aturan ini tidak berlaku bagi Brand yang menghentikan balapannya, bukan karena kecelakaan.
Brand mempertanyakan kewajaran aturan tersebut. "Jika Barzi [Balsamo] mampu finis, dia akan mendapat waktu yang sama dengan grup. Jadi, mengapa peduli pada orang lain pada saat itu diperlakukan berbeda?" tanyanya.
Insiden ini menyoroti pentingnya menimbang rasa kemanusiaan melawan semangat kompetitif dalam olahraga. Tindakan Brand menunjukkan bahwa nilai-nilai seperti empati dan kepedulian dapat melampaui ambisi kemenangan.