Beranda Berita Nasib Balap Sepeda Belanda Terancam Gegara NATO

Nasib Balap Sepeda Belanda Terancam Gegara NATO

3
0

Balap sepeda di Belanda menghadapi ancaman pembatalan massal akibat kekurangan pengawalan polisi motor. NATO bakal menggelar pertemuan di Belanda pada bulan Juni, sehingga polisi motor di seluruh negeri tidak bisa mendampingi acara balap sepanjang tahun 2025.

Kekhawatiran ini terbukti ketika penyelenggara Veenendaal-Veenendaal Classic menjadi yang pertama mengumumkan pembatalan seluruh acaranya pada 2025. Balapan pro Veenendaal-Veenendaal untuk pria dan wanita, serta acara junior lainnya, sedianya diadakan pada akhir Mei.

Penyelenggara Veenendaal berusaha mencari solusi alternatif untuk mengatasi kekurangan pengawalan, namun tak berhasil. Demikian dilaporkan oleh situs web bersepeda Belanda, Wielerflits.

Sebagai acara rutin dalam kalender balap sepeda Belanda yang biasanya digemari para sprinter dan pebalap serba bisa, balapan pria peringkat 1.1 ini telah berlangsung sejak 1985. Balapan wanita, yang baru-baru ini dipromosikan ke kategori 1.HC, dimulai empat tahun lalu.

Meskipun pertemuan NATO hanya berlangsung dua hari, Federasi Balap Sepeda Nasional Belanda (KNWU) menegaskan pada akhir tahun lalu bahwa efek berantainya adalah petugas motor tidak akan hadir dalam balapan sepeda "hampir sepanjang musim balap".

Menurut informasi terakhir, empat penyelenggara balap Belanda dikabarkan diberitahu minggu lalu bahwa mereka akhirnya bisa mendapatkan pengawalan polisi pada tahun 2025: Amstel Gold Race, Simac Ladies Tour, Renewi Tour, dan Olympia’s Tour. Namun, Veenendaal tidak termasuk dalam daftar tersebut. Bantuan darurat dari federasi sebesar 215.000 Euro untuk melatih pengendara sipil sebagai pengganti pengawal polisi juga gagal memberikan solusi bagi balapan tersebut.

"Sebagai penyelenggara, kami telah membuat kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir. Kami berada di posisi yang baik dalam kalender balap sepeda internasional. Sangat disayangkan kami tidak bisa balapan sekarang karena kekurangan polisi," kata penyelenggara Veenendaal, André Homma, seperti dikutip Wielerflits.

"Jika sebuah balapan dibatalkan satu kali, akan semakin sulit untuk melibatkan semua pihak, sponsor, dan sukarelawan di tahun berikutnya," tambah direktur balapan lainnya, mantan pembalap profesional Bart Voskamp.

"Pilihan polisi akan berdampak besar pada masa depan balap sepeda jalan raya Belanda, tidak hanya tahun ini, tetapi juga di tahun-tahun mendatang."

Dalam upaya mencari solusi, manajer olahraga kompetitif KNWU, Joost van Wijngaarden, mengatakan pada akhir tahun lalu bahwa penyelenggara balapan akan ditawari tiga skenario pada tahun 2025: pengerahan 200 petugas lalu lintas, kolaborasi antara polisi dan pengendara motor sipil, atau balapan di sirkuit 10-25 km yang dilindungi oleh petugas keamanan lalu lintas permanen.

"Pada tahun 2025, opsi ketiga menjadi yang paling realistis bagi banyak penyelenggara karena keterbatasan pengerahan polisi akibat jam yang dibutuhkan untuk mengamankan pertemuan NATO," kata Van Wijngaarden.

"Namun bahkan setelah itu, kita tentu harus terus mempertimbangkan opsi ini lebih sering, karena tidak selalu bisa dipastikan bahwa polisi bisa dikerahkan di balapan sepeda."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini