Tahun lalu di Zurich, Tadej Pogačar menunjukkan dominasinya dengan menjadi pemenang World Championships Elite Men’s Road Race. Namun, di tengah kehebatannya, manajer tim nasional Belgia, Serge Pauwels, berpendapat bahwa Pogačar masih bisa dikalahkan.
Pauwels mengkritisi strategi tim lawan yang dianggap terlalu cepat menguras energi pebalap mereka. Jika ada kolaborasi yang lebih baik antara negara-negara saingan, seperti Belanda dan Denmark, untuk mempertahankan kecepatan tinggi, hasil yang berbeda mungkin terjadi.
"Siapa yang mengira Pogacar akan bertahan di depan begitu lama? Semua orang terkejut, termasuk pembalap," kata Pauwels.
Kehadiran Wout van Aert juga menjadi faktor yang diperhitungkan. Pauwels meyakini Van Aert memiliki kemampuan untuk membalikkan keadaan, mengingat performa impresifnya di medan sulit seperti Zurich.
"Di timnya, Visma-Lease a Bike, dia terkadang jadi pekerja tim. Tapi di tim nasional, Wout harus menjadi pemimpin atau dilindungi," ujar Pauwels.
Pauwels telah melakukan persiapan matang menjelang World Championships di Rwanda nanti. Dia telah berdiskusi dengan para pembalap potensial seperti Jasper Stuyven, Tim Declerq, Edward Theuns, dan Thibau Nys. Ia juga akan meninjau lintasan dan hotel tim di Rwanda.
Meski menghadapi dominasi Pogačar, Pauwels tetap optimis dan fokus pada bagaimana mempersulit pebalap Slovenia itu.
"Bagaimana kita bisa membuat segalanya sesulit mungkin bagi Pogačar? Itulah pertanyaan yang lebih mengkhawatirkan saya daripada masalah lintasan. Semua orang harus memikirkannya," tegas Pauwels.
Dengan strategi yang cerdik dan kolaborasi antartim, mengalahkan Pogačar bukan lagi hal yang mustahil. Tim Belgia, dengan kekuatan Remco Evenepoel dan Wout van Aert, bertekad memberikan kejutan di Rwanda nanti.
