[Lead Paragraph]
Tour de France 2025 menyuguhkan motivasi ekstra bagi pembalap sprinter, termasuk Jasper Philipsen. Tahap pembuka yang datar menawarkan peluang merebut jersey kuning, memacu mereka untuk tampil prima sejak awal. Namun, Philipsen dan para pesaingnya tak melupakan pentingnya meraih kemenangan etape selanjutnya.
Jersey Kuning Sebagai Amunisi Awal
Pengumuman rute Tour de France 2025 disambut antusias oleh para sprinter. Tahap pertama yang datar dan berakhir di Lille Métropole menjadi kesempatan emas untuk meraih jersey kuning. Keunggulan ini dapat menjadi amunisi besar bagi Philipsen dan pembalap lainnya dalam menghadapi etape-etape selanjutnya.
Fokus Pada Kemenangan Etape
Meskipun jersey kuning menjadi incaran, Philipsen dan para sprinter tak ingin mengabaikan kemenangan etape. Tahun lalu, Philipsen membutuhkan waktu 10 etape untuk meraih kemenangan pertamanya di Tour de France. Tahun ini, ia bertekad untuk tampil lebih baik dan memanfaatkan peluang yang hadir di babak awal.
"Saya pikir ini kesempatan bagus sebagai sprinter, jadi ya, kami akan berusaha meraihnya," ujar Philipsen kepada Cyclingnews. "Namun, kami tidak ingin mempertaruhkan segalanya hanya untuk satu etape itu."
Philipsen percaya bahwa babak awal Tour de France 2025 menawarkan banyak kesempatan bagi para sprinter. Dengan empat etape datar sebelum hari istirahat pertama, ia ingin memastikan dirinya dalam kondisi prima sejak awal.
Motivasi Merata di Semua Balapan
Philipsen memiliki motivasi yang merata untuk semua balapan yang ia ikuti. Keberhasilan di Tour de France tidak membuatnya berpuas diri. Ia ingin menorehkan prestasi di ajang-ajang lainnya, termasuk Giro d’Italia.
"Secara pribadi, saya memiliki pola pikir untuk menang. Setiap balapan yang saya ikuti, saya berusaha memberikan yang terbaik," kata Philipsen. "Saya mencoba untuk menargetkan kemenangan tertinggi. Tentu saja Tour de France lebih penting daripada balapan lainnya, tetapi saya mencoba melakukan yang terbaik setiap hari di atas sepeda."
Ambisi Menaklukkan Giro d’Italia
Giro d’Italia menjadi satu-satunya Grand Tour yang belum pernah dimenangkan oleh Philipsen. Balapan yang berlangsung lebih awal ini berdekatan dengan kampanye Klasik yang penting bagi tim dan Philipsen, yang tahun ini menjuarai Milan-San Remo.
"Kami akan melihat bagaimana program tahun depan, apa tujuan tim, apa yang mereka ingin saya balapkan, apa ambisi pribadi saya, dan kemudian kami mencoba menyesuaikan," kata Philipsen. "Mungkin memulai Giro atau mengikuti Vuelta, itu juga mungkin."