Dalam dunia balap yang kompetitif, pembalap profesional biasanya mendapatkan sorotan atas pencapaian dan latihan keras mereka. Namun, dalam pengakuan yang mengejutkan, seorang pembalap veteran mengungkapkan sisi berbeda dari rutinitas latihan mereka.
Pembalap tak disebutkan namanya ini mengakui bahwa sepanjang kariernya yang panjang, ia belum pernah diminta melakukan fitur latihan mingguan. Alih-alih latihan intensif yang diharapkan, ia justru membongkar rahasia yang tidak biasa.
Latihan yang Tidak Biasa
Minggu lalu, pembalap ini memberikan sekilas latihannya secara jujur:
- Senin: Menikmati kue spons Victoria alih-alih bersepeda karena "tidak berminat".
- Selasa: Mengerjakan interval tempo 40 menit, tetapi melewatkannya karena "menikmati perjalanan".
- Rabu: Membersihkan sepeda, yang dihitung sebagai latihan karena "mengurangi waktu untuk hal yang lebih berguna".
- Kamis: Mengedit data latihan di TrainingPeaks, memasukkan interval threshold 90 menit "untuk bukti".
- Jumat: Istirahat total, "direncanakan dan dieksekusi dengan sempurna".
- Sabtu: Bersepeda tiga jam dengan sepeda balap, tetapi mengedit skor latihan karena "punggung sakit".
- Minggu: Bersepeda santai empat jam, menghitung waktu istirahat di kafe "karena suasana tidak nyaman".
Pola Latihan yang Bervariasi
Pembalap ini mengakui bahwa konsistensinya dalam latihan tidak merata, tetapi ia tetap menghormati hari istirahat. Ia juga mengungkapkan bahwa ia mempertimbangkan untuk mulai berlatih angkat beban berdasarkan artikel yang ia baca tentang manfaatnya.
Dalam pengakuannya, pembalap ini menunjukkan sisi yang lebih manusiawi dari dunia balap yang sering kali digambarkan sebagai penuh tekanan dan intens. Ia menekankan pentingnya menikmati proses latihan dan mengakui bahwa konsistensi tidak selalu mudah dicapai.
Meskipun latihan yang tidak biasa ini mungkin tidak sesuai dengan standar pembalap profesional pada umumnya, namun memberikan wawasan unik tentang sisi lain dari olahraga yang menuntut ini.