Pebalap Groupama-FDJ, Laurence Pithie, masih menyesali kesalahannya yang berujung pada kecelakaan di Paris-Roubaix 2024. Akibatnya, ia harus puas finis di posisi ketujuh, padahal berpotensi naik podium.
"Saya kecewa, tapi juga senang karena bisa finis ketujuh. Tapi, saya bisa saja bersaing untuk podium," ujar Pithie.
Kecelakaan Pithie terjadi di tikungan jalan berbatu Templeuve dengan 33km sisa balapan. Akibat insiden tersebut, ia terlempar dari kelompok lima pebalap yang mengejar pemenang balapan, Mathieu van der Poel.
"Saya terlalu cepat memasuki tikungan berkerikil. Saya salah perhitungan dan terjatuh. Saya langsung berusaha keras untuk kembali, tetapi Pedersen dan Politt memotong saya," jelas Pithie.
Meski finis di posisi kelima, rekan setim Pithie, Stefan Küng, tidak menyalahkannya atas kecelakaan tersebut. Menurut Küng, Groupama-FDJ adalah tim klasik sejati di musim semi, setara dengan Alpecin-Deceuninck dan Lidl-Trek.
"Saya tidak punya penyesalan atau kekecewaan," kata Küng.
Küng dan Pithie, seperti pebalap lainnya, hanya bisa mengakui dominasi Van der Poel.
"Apa yang ia lakukan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang-orang pada level yang sama," ujar Pithie.
"Dia berada di level yang lebih tinggi dari semua orang. Kami mencoba mengejarnya, tetapi ia terus menjauh. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menandingi pebalap sekaliber dia. Itu sangat mengesankan."
Pithie, yang baru menjalani musim klasik pertamanya, bertekad untuk kembali tahun depan dan memperjuangkan kemenangan atau podium. "Saya tidak sabar untuk kembali ke klasik tahun depan dan mencoba untuk menang atau naik podium," tegasnya.
