Dalam Etape 15 Tour de France, dua peraih Tour de France terdahulu yaitu Tadej Pogačar dan Jonas Vingegaard mendominasi para pesaingnya di pendakian terakhir ke Plateau de Beille. Pembalap dari kelompok pelari terdepan, Tobias Halland Johannessen (Uno X-Mobility), tak mampu menandingi kecepatan Pogačar dan Vingegaard.
"Ketika kedua orang itu melewatinya, rasanya seperti saya tidak bermain di olahraga yang sama dengan mereka," ujar Johannessen.
Meski sempat memimpin kelompok pelari terdepan, Johannessen akhirnya finis di belakang Pogačar dan Vingegaard dengan selisih waktu yang signifikan. Bahkan saat Remco Evenepoel, pembalap ketiga, melintasi garis finis, Pogačar sudah memulai pemanasan lanjutan menggunakan sepeda TT.
Bagi Johannessen, kekuatan Pogačar dan Vingegaard tak tertandingi. "Mereka membuat bersepeda menjadi olahraga yang seru. Tapi di sisi lain, mereka juga membuat frustrasi karena sangat dominan," ungkapnya.
Johannessen tak asing dengan kehebatan Pogačar dan Vingegaard. Pada Etape 6 Tour 2023, ia juga kalah dari kedua pembalap tersebut.
"Ini hari yang bagus untukku karena bisa masuk dalam kelompok pelari terdepan. Tapi setelah itu, Red Bull-Bora-Hansgrohe memecah kelompok. Aku tak bisa mengikuti mereka dan kehilangan energi. Meski begitu, aku tetap bisa mengejar kelompok depan dan berjuang untuk menang," kata Johannessen.
Johannessen pun mengakui bahwa peluang kemenangannya pupus di pendakian terakhir. Ia memilih mengalihkan strategi ke pertempuran taktis.
"Setelah peluang menang hilang, kami masuk ke fase taktis. Kami mencoba menyerang dan menjadi yang terakhir yang tertangkap. Tapi kakiku tak cukup kuat. Aku sadar, semuanya sudah berakhir," imbuhnya.
Johannessen kini bersiap untuk hari istirahat kedua setelah dua hari melelahkan di Pyrenees. Ia berharap meraih kemenangan perdana untuk Uno-X Mobility di enam etape terakhir.
