Beranda Berita Rapha Kembali Rugi, Namun Sanggup Bertahan di Tengah Badai Industri

Rapha Kembali Rugi, Namun Sanggup Bertahan di Tengah Badai Industri

20
0

Rapha, merek perlengkapan bersepeda asal Inggris, kembali mencatatkan kerugian operasional pada laporan keuangan tahun 2023. Dilansir dari Companies House pada 18 Oktober, kerugian operasional mencapai £21 juta, menandai tahun kerugian ketujuh berturut-turut bagi Rapha.

Meskipun kerugian ini tentu bukan kabar baik bagi perusahaan, perlu diingat bahwa industri sepeda sedang dilanda angin sakal yang kencang, menyebabkan PHK dan sejumlah merek terpaksa gulung tikar. Dalam konteks tersebut, fakta bahwa Rapha masih mampu bertahan patut diapresiasi.

Selain mencatatkan kerugian operasional, Rapha juga mengalami penurunan jumlah pelanggan baru sebesar 30.000 orang menjadi 118 ribu orang. Keanggotaan Rapha Cycle Club (RCC) juga turun 4.000 orang, dari 22 ribu menjadi 18 ribu. Sementara itu, nilai umur pelanggan web tetap relatif stabil.

Di balik layar, ada perubahan signifikan yang dilakukan Rapha. Perusahaan menutup dua gudang distribusi regional dan mengonsolidasikannya ke dalam satu sumber nasional. Langkah ini diklaim telah meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya overhead secara signifikan. Namun, transisi ini juga berdampak negatif pada neraca perusahaan, sekitar £3 juta.

Pada Agustus 2023, Rapha menunjuk Fran Millar, mantan CEO Ineos Grenadiers, sebagai CEO baru. Namun, pengangkatan tersebut berada di luar cakupan laporan keuangan yang dibahas dalam artikel ini, yang mencakup periode Januari 2023 hingga Januari 2024.

Laporan keuangan Rapha juga menyebutkan bahwa di tengah turbulensi dan persaingan di sektor sepeda pasca pandemi, serta menurunnya kepercayaan konsumen di beberapa pasar utama, Rapha telah memperkuat operasi bisnis intinya dan kembali membukukan EBITDA positif.

Pendapatan Rapha dilaporkan turun £8 juta pada tahun 2023. Secara geografis, penurunan pendapatan terbesar terjadi di pasar Inggris (sekitar £4 juta) dan wilayah Asia Pasifik (sekitar £3 juta). Hal ini mungkin disebabkan oleh krisis biaya hidup yang terus melanda pasar Inggris. Pasar Amerika Serikat/Kanada dan Eropa melaporkan angka pendapatan yang serupa dengan tahun sebelumnya.

Untuk pembaca yang mengkhawatirkan kemampuan Rapha untuk bertahan di masa depan, laporan auditor independen menyatakan bahwa mereka tidak menemukan indikasi yang "dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan kelompok dan perusahaan untuk terus beroperasi sebagai bisnis yang berkelanjutan selama setidaknya dua belas bulan sejak laporan keuangan disahkan untuk diterbitkan".

Dengan demikian, meskipun Rapha menghadapi tantangan keuangan, perusahaan tersebut masih mampu bertahan di tengah lingkungan industri yang sulit. Perubahan di balik layar dan pengangkatan CEO baru diharapkan dapat membantu Rapha kembali ke jalur profitabilitas di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini