Remco Evenepoel, pebalap muda berbakat dari Soudal-QuickStep, telah memulai persiapannya untuk musim balap jalan 2025 setelah menjalani prosedur operasi pengangkatan gigi bungsu. Evenepoel saat ini berada di markas Specialized di Morgan Hill, Amerika Serikat, untuk menjalani pengujian pra-musim dan menghabiskan waktu di terowongan angin.
Setelah prosedur bedah minor, Evenepoel telah aktif memposting di akun TikTok dan Strava-nya. Dalam keterangannya pada sebuah unggahan bersepeda baru-baru ini, ia menulis, "Belajar mengayuh dengan beban yang lebih ringan," sebagai bagian dari "Kembali lagi: Bagian 2".
Penampilan Evenepoel pada musim 2024 sangat sukses. Ia meraih kemenangan di nomor jalan dan time trial di Olimpiade Paris, serta mempertahankan gelar Juara Dunia ITT. Pebalap Belgia berusia 24 tahun ini juga melakoni debutnya di Tour de France, di mana ia meraih kemenangan etape dan menempati posisi ketiga secara keseluruhan di belakang Tadej Pogačar dan Jonas Vingegaard.
Untuk musim 2025, Evenepoel mengungkapkan rencananya untuk mengikuti Giro d’Italia bersama dengan Tour de France. Ia mengaku bahwa podiumnya di Nice membuatnya ingin "merasakan memenangkan Grand Tour lagi".
"Tahun lalu, kombinasi Giro-Tour tidak memungkinkan jika Anda ingin berada dalam performa terbaik untuk Olimpiade. Sekarang kami dapat mempertimbangkannya, tetapi kami akan menunggu dan melihat bagaimana jalurnya," kata Evenepoel kepada surat kabar Belgia Het Nieuwsblad setelah memenangkan penghargaan Flandrien of the Year untuk kedua kalinya awal bulan ini.
"[Memenangkan Grand Tour] akan menjadi fokus," katanya. "Musim lalu, saya mendominasi time trial. Saya juga menyadari bahwa saya termasuk di antara pembalap pendaki yang lebih baik, tetapi ada dua yang lebih baik. Pogačar dan Jonas Vingegaard adalah acuan baru saya. Semua orang tahu bahwa tujuan saya yang tersisa adalah memenangkan Giro dan Tour, jadi saya ingin berinvestasi penuh dalam hal itu."
Meskipun menjadi salah satu pebalap generasi emas, Evenepoel masih perlu bekerja keras untuk menyamai Pogačar. Namun, perkembangan pesatnya dari seorang talenta junior menjadi peraih posisi ketiga di Tour de France menunjukkan bahwa jika ada yang bisa menantang dominasi pebalap Slovenia itu, maka dialah orangnya.