Balap sepeda, olahraga yang mungkin terlihat mengasyikkan, ternyata menyimpan sisi lain yang rumit dan penuh tantangan. Dari pengalaman pahit seorang penyelenggara balap sepeda hingga permasalahan yang menjerat Tour of Britain, artikel ini akan mengungkap seputar dunia balap sepeda dari perspektif yang jarang diketahui.
Penyelenggaraan Balap Sepeda yang Berliku
Siapa sangka, menyelenggarakan balap sepeda bukan perkara mudah? Seorang penyelenggara amatir bernama Bernard pernah mengalami kesulitan saat menyelenggarakan balap sepeda, mulai dari kendala gedung yang terpakai hingga ketegangan memperebutkan sepotong puding roti. Kendati demikian, Bernard berpendapat bahwa mengorganisir balap sepeda seharusnya tidak sulit.
Namun, kenyataannya tidaklah sesederhana itu. Balap sepeda membutuhkan biaya besar untuk polisi, penutupan jalan, tenda, dan lain sebagainya. Sementara itu, pemasukan dari balap sepeda sangat minim karena kesulitan menarik penonton dan hak siar televisi yang rendah. Alhasil, penyelenggara harus menaikkan biaya pendaftaran peserta untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
Tantangan Balap Sepeda di Indonesia
Masalah yang sama juga dihadapi balap sepeda di Indonesia. Biaya penyelenggaraan yang tinggi menjadi beban tersendiri bagi klub-klub balap sepeda. Belum lagi ditambah biaya kepolisian yang terus meningkat.
Tak heran, biaya pendaftaran balap sepeda pun ikut melambung tinggi. Hal ini tentu menjadi dilema bagi para pembalap yang harus mengeluarkan biaya besar untuk berpartisipasi dalam sebuah balap.
Solusi bagi Dunia Balap Sepeda
Untuk mengatasi permasalahan ini, Bernard mengusulkan agar biaya pendaftaran balap sepeda distandarisasi. Balap sepeda berbiaya rendah dapat mensubsidi balap sepeda berbiaya tinggi. Dengan demikian, biaya pendaftaran balap sepeda dapat ditekan dan lebih terjangkau bagi para pembalap.
Namun, solusi ini masih sebatas wacana dan belum diterapkan secara menyeluruh. Dunia balap sepeda masih menghadapi tantangan berat, baik di Indonesia maupun di panggung internasional. Kesulitan menarik penonton, hak siar rendah, dan biaya tinggi terus menjadi hambatan bagi kemajuan olahraga ini.