Beranda Berita Sulitnya Mengatur Balap Sepeda: Organisasi yang Sulit, Dana yang Minim

Sulitnya Mengatur Balap Sepeda: Organisasi yang Sulit, Dana yang Minim

110
0

Balap sepeda merupakan olahraga yang digemari banyak orang. Namun, di balik keseruan yang tersaji, mengatur sebuah balap sepeda bukanlah perkara mudah. Hal ini terungkap dalam kisah yang diceritakan seorang mantan pembalap sepeda.

Ia pernah ikut serta dalam sebuah balapan jarak pendek yang organisé oleh temannya, Bernard. Namun, balapan tersebut berlangsung kacau karena balai pertemuan yang digunakan untuk pendaftaran ternyata juga sedang dipakai untuk acara pemakaman. Akibatnya, terjadi ketegangan antarpeserta dan keluarga yang berduka memperebutkan hidangan roti puding.

Pengalaman tersebut menyadarkan sang mantan pembalap bahwa mengatur balap sepeda sangatlah sulit. Bahkan ketika berbicara tentang ajang besar seperti Tour of Britain, yang baru-baru ini dibatalkan, organisasinya pun menghadapi tantangan yang sangat pelik.

Salah satu kesulitan terbesar adalah masalah pendanaan. Penyelenggara harus mengeluarkan biaya besar untuk berbagai keperluan, seperti pengamanan polisi, penutupan jalan, tenda, layanan waktu, dan penyewaan kendaraan. Di sisi lain, pemasukan yang mereka peroleh sangat terbatas.

Hak siar televisi untuk sebagian besar balapan sangat rendah, bahkan banyak yang harus membayar agar balapan mereka disiarkan. Sponsor juga sulit didapat, dan mereka yang mau menjadi sponsor pun enggan mengucurkan dana besar. Pemerintah daerah, yang memiliki pilihan untuk mendanai balap sepeda atau layanan sosial, sering kali mengabaikan balap sepeda.

Kenaikan biaya yang terus-menerus telah memaksa panitia balap menaikkan biaya pendaftaran secara signifikan. Akibatnya, para pembalap harus merogoh kocek dalam-dalam untuk sekadar berpartisipasi dalam sebuah balapan.

Situasi ini semakin diperparah oleh adanya faktor-faktor di luar kendali, seperti pandemi global dan kematian Ratu Inggris. Peristiwa-peristiwa tersebut semakin mempersulit penyelenggaraan balap sepeda.

Menyadari kesulitan-kesulitan tersebut, Bernard, sang mantan pembalap, mengusulkan solusi berupa subsidi silang. Artinya, balapan-balapan kecil akan mensubsidi balapan-balapan besar. Dengan cara ini, diharapkan biaya balap dapat ditekan sehingga lebih terjangkau bagi para pembalap.

Meski demikian, solusi tersebut masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Akankah pembalap-pembalap amatir mau membayar biaya yang lebih tinggi untuk mensubsidi balapan-balapan profesional? Apakah sponsor akan bersedia untuk mendanai balapan-balapan kecil yang kurang populer?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum jelas. Yang pasti, mengatur balap sepeda adalah sebuah pekerjaan yang sangat menantang, bahkan untuk balapan-balapan kecil sekalipun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini