Jakarta, Kompasiana – Kabar buruk menimpa industri pengiriman barang di Inggris. Zedify, perusahaan kurir sepeda terbesar di negara itu, terpaksa memangkas 100 lebih karyawannya setelah bangkrut akibat masalah pendanaan jangka panjang.
Zedify sebelumnya mendapat dukungan dari Barclays Bank tetapi masih kesulitan menggalang dana yang cukup untuk melanjutkan operasi. Akibatnya, perusahaan yang diperdagangkan dengan nama Outspoken Logistics Limited itu menunjuk administrator bersama dengan Interpath untuk menjual aset perusahaan.
Padahal, Zedify memiliki banyak mitra besar, termasuk perusahaan mode ternama Zara, dan beroperasi dari 10 pusat logistik di seluruh Inggris. Perusahaan ini baru saja membuka pusat terbarunya di Birmingham pada awal November.
Namun, setelah masuknya administrator, basis perusahaan di Cambridge dan Edinburgh tetap beroperasi. Sementara pusatnya di Bristol, yang dioperasikan oleh entitas hukum yang berbeda, juga terus beroperasi.
"Zedify dianggap sebagai pelopor dalam pasar logistik, sebagai layanan pengiriman sepeda kargo pertama di Inggris dengan model pengiriman bebas emisi," kata Ravi Patel dari Interpath.
"Kami sedang menjajaki semua opsi dan mencari pembeli untuk bisnis dan asetnya, termasuk armada sepeda listrik dan kekayaan intelektual terkait, serta merek Zedify."
Zedify didirikan pada tahun 2018 dengan tujuan untuk aktif di 50 kota di seluruh negeri dalam beberapa tahun pertama bisnisnya. Perusahaan mengklaim mengoperasikan jaringan terbesar dari jenisnya di Inggris.
"Kami memahami bahwa berita kebangkrutan Perusahaan akan menghancurkan tim karyawannya," tambah Steve Absolom, direktur pelaksana Interpath. "Kami akan berusaha memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampak PHK, termasuk membantu mereka dengan klaim ke Layanan Pembayaran Pesangon."
Tahun lalu, perusahaan kurir sepeda yang berbasis di London, PedalMe, juga masuk administrasi setelah gagal mencapai kesepakatan dengan otoritas pajak Inggris atas utang yang belum dibayar. Namun, bisnis tersebut kemudian dapat melanjutkan perdagangan setelah dibeli kembali dari administrator yang ditunjuk.
"Jelas ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi pentingnya, pembelian kembali pemegang saham berarti kami dapat melanjutkan tanpa gangguan dalam layanan bagi pelanggan kami," kata salah satu pendiri PedalMe, Ben Knowles pada saat administrasi awal bisnis tersebut.
"Peningkatan likuiditas yang datang dengan proses ini berarti kami dapat mengamankan masa depan Pedal Me, dan bergerak maju dengan rencana kami untuk meningkatkan layanan selama masa sibuk dan peningkatan teknologi yang telah kami siapkan. Kami mendirikan Pedal Me dengan tujuan mengubah kota dan saya benar-benar bertekad agar kami terus menjalankan misi kami untuk melakukannya."