Beranda Berita Tingkatkan Keselamatan Bersepeda: Dari Pendekatan Anti-Doping Menuju Budaya Kesadaran

Tingkatkan Keselamatan Bersepeda: Dari Pendekatan Anti-Doping Menuju Budaya Kesadaran

4
0

Mantan pembalap asal Inggris, David Millar, berpendapat bahwa cara terbaik untuk meningkatkan keselamatan bersepeda adalah dengan meniru pendekatan yang digunakan untuk memerangi doping di paruh akhir kariernya. Yaitu, dengan menciptakan budaya saling menghormati dan pengawasan diri, serta memberdayakan pembalap untuk menegur mereka yang membahayakan peloton.

Millar memuji upaya UCI, meski mengakui tugas tersebut sangat berat. Ia juga optimistis dengan sistem kartu kuning yang baru diterapkan, yang menghukum pembalap yang membahayakan keselamatan peloton dan dapat mengarah pada larangan semakin berat tergantung pada jumlah kartu yang diterima.

Menurut Millar, tidak ada "tongkat ajaib" yang bisa menyelesaikan semua masalah keselamatan di peloton. Namun, diskusi berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keselamatan tetap menjadi prioritas pembalap.

"Bersepeda tidak akan pernah menjadi olahraga yang aman," ujar Millar ketika ditanya tentang upaya terbaru untuk memperlambat peloton.

"Bahkan dengan pembatasan roda gigi, balapan akan tetap sangat cepat. Perebutan posisi akan terus terjadi,"

Millar menekankan bahwa eksperimentasi dengan berbagai aturan akan terus menjadi bagian dari bersepeda. Eksperimentasi semacam itu dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran pembalap.

"Sayangnya, balap sepeda profesional memang olahraga yang berisiko tinggi," tambahnya.

Sejak pensiun pada tahun 2014, Millar telah aktif mengadvokasi peningkatan keselamatan pembalap. Pada tahun 2018, ia mencalonkan diri sebagai presiden Cyclistes Professionnels AssociƩs (CPA), sebuah organisasi yang bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan pembalap, tetapi kalah dari Gianni Bugno.

Millar memuji kerja UCI, namun ia menegaskan bahwa peloton sendiri memegang kunci utama untuk meningkatkan keselamatan.

"Saya pikir UCI sedang melakukan pekerjaan yang baik saat ini, terutama dengan inisiatif SafeR yang mereka terapkan. Namun, ini tugas yang berat," katanya.

Millar menekankan bahwa perubahan budaya dalam peloton sangat penting. Pembalap perlu lebih saling menghormati dan berhati-hati terhadap risiko yang mereka ambil. "Kecelakaan besar terjadi ketika pembalap individu mengambil risiko, yang seringkali merugikan semua orang," ujarnya.

Millar menyarankan agar peloton meniru budaya anti-doping, di mana pembalap saling mengawasi dan tidak ragu untuk melaporkan kecurigaan pemakaian doping.

"Peloton tidak boleh takut menegur sesama pembalap yang berkendara secara berbahaya. Perlu ada kartu kuning dan mekanisme lain yang memungkinkan pembalap menegur pelanggaran keselamatan," imbuhnya.

"Saat ini, mekanisme semacam itu tidak ada. Hanya peloton yang bisa benar-benar mengendalikannya. Pembatasan roda gigi tidak banyak mengubah keadaan,"

Millar berharap dengan menciptakan budaya keselamatan dan kesadaran, peloton dapat melakukan pengawasan diri dan meningkatkan keselamatan bagi semua pembalap.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini