Beranda Berita Tour de France 2025: Pendakian Montmartre, Mimpi yang Sulit Terwujud

Tour de France 2025: Pendakian Montmartre, Mimpi yang Sulit Terwujud

2
0

Tahun 2025 menandai momentum penting bagi Tour de France. Etape terakhir balapan sepeda prestisius ini akan kembali ke garis finis ikonisnya di Paris, setelah sempat bergeser ke Nice pada tahun 2024 untuk mengakomodasi Olimpiade Paris.

Namun, di balik kemeriahan tersebut, muncul wacana untuk menghadirkan nuansa baru pada etape terakhir ini, yaitu dengan memasukkan pendakian ke Bukit Montmartre. Idenya terinspirasi dari kehebohan yang diciptakan oleh Olimpiade Paris, di mana lebih dari setengah juta orang tumpah ruah ke jalanan untuk menyaksikan balapan jalanan.

Menurut laporan Le Parisien, penyelenggara Tour de France, Amaury Sport Organisation (ASO), telah mengajukan izin kepada Kepolisian Paris untuk mengizinkan peloton melewati Bukit Montmartre hingga Sacre Coeur sebanyak tiga kali pada etape terakhir. Namun, harapan ini mendapat tentangan dari Direktur Teknis Tour de France, Thierry Gouvenou.

"Itu tidak bisa diterima," tegas Gouvenou. Alasannya cukup logis. Peloton Tour de France berukuran dua kali lebih besar dari Olimpiade, yaitu 176 pembalap. Artinya, mereka membutuhkan jalan yang lebih lebar daripada yang digunakan selama Olimpiade.

Selain itu, Rue Lepic, salah satu rute menuju Montmartre, merupakan jalan berbatu yang sempit. Kendaraan pendukung bakal kesulitan melintasinya. Jika ada pembalap yang mengalami masalah mekanis, itu bisa menjadi bencana.

"Peloton Tour de France dua kali lebih besar. Kami harus mencari jalan yang lebih besar untuk membuat sirkuit baru," jelas Gouvenou.

"Mereka melewati beberapa tempat yang sangat sempit menuju Montmartre. Di beberapa tempat, jika mereka perlu memperbaiki pembalap di belakang, mereka hampir tidak bisa membuka pintu mobil. Itu berhasil kemarin di Olimpiade, tapi itu tidak bisa diterima selama Tour."

Dengan demikian, meski menggiurkan, tampaknya ide pendakian Montmartre dalam Tour de France 2025 harus tetap menjadi sebatas mimpi bagi ASO. Namun, siapa tahu, seiring perkembangan teknologi dan infrastruktur, ide ini bisa terwujud di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini