Beranda Berita Tragedi Berulang, Pengendara Sepeda Kecelakaan Tiga Kali dalam Waktu Singkat

Tragedi Berulang, Pengendara Sepeda Kecelakaan Tiga Kali dalam Waktu Singkat

2
0

Jakarta, Kompasiana – Bersepeda sebagai moda transportasi alternatif yang sehat dan ramah lingkungan, kerap kali ternodai oleh insiden kecelakaan yang mengancam keselamatan pengendara. Salah satu kasus yang menggugah perhatian adalah dialami oleh Alex, seorang pemuda berusia 18 tahun asal Swindon, Inggris.

Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, Alex mengalami kecelakaan sepeda akibat ditabrak pengemudi mobil sebanyak tiga kali. Insiden pertama terjadi saat ia hampir ditabrak oleh mobil yang keluar dari jalan masuk. Meskipun terjatuh dan mengalami luka ringan, pengemudi mobil justru menyalahkan Alex dan menganggap kerusakan mobilnya lebih parah daripada luka yang dialami korban.

Kecelakaan kedua terjadi saat Alex melaju pulang dari tempat kerja. Seorang pengemudi mobil membelok sembarangan dan menabraknya. Kerumunan yang menyaksikan kejadian tersebut tampak lebih peduli dengan kondisi mobil daripada keselamatan Alex. Bahkan, korban harus pergi dengan sepeda yang rusak karena pengemudi mobil tersebut memarahinya.

Tragedi berulang dialami Alex untuk ketiga kalinya saat ia hendak berbelok ke kanan. Kali ini, pengemudi mobil di belakangnya berusaha menyalip pada saat yang sama, sehingga menyebabkan tabrakan keras. Alex terjatuh dan harus menunggu ambulans selama dua setengah jam di lokasi kejadian.

Ironisnya, meskipun pengemudi mobil mengakui kesalahannya, polisi tidak memberikan teguran atau denda apa pun. Hal ini menimbulkan kekesalan bagi Alex, yang merasa dihukum karena memilih cara transportasi yang lebih baik.

"Saya takut setiap kali keluar ke jalan," ungkap Alex. "Saya merasa dihukum karena memilih moda transportasi yang lebih unggul."

Menurut Alex, standar mengemudi di Inggris semakin memburuk selama bertahun-tahun. Kondisi ini diperparah oleh "perang terhadap pengendara" yang digerakkan oleh beberapa media, sehingga pengemudi menjadi semakin sembrono.

Selain luka fisik, kecelakaan beruntun yang dialami Alex juga meninggalkan trauma psikologis. Ia mengalami kesulitan berjalan dan hampir pingsan saat menjalani pemeriksaan rontgen. Perjalanan untuk kembali mengayuh sepeda ke luar rumah masih terasa sangat panjang, meskipun dukungan dari klub bersepeda dan teman-temannya menjadi penyemangat bagi Alex.

Kasus Alex menyoroti pentingnya meningkatkan keselamatan pengendara sepeda di jalan raya. Perlu adanya penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pengemudi yang melanggar aturan dan tindakan pencegahan yang lebih efektif untuk melindungi para pesepeda.

Bersepeda seharusnya menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan, bukan sebuah aktivitas yang dihantui rasa takut. Sudah saatnya kita semua, baik pengendara sepeda, pengemudi mobil, dan pemerintah, bekerja sama untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini