Beranda Berita Transfer Pemain Berkontrak: Perbedaan Siasat di Balik Cian Uijdtebroeks dan Maxim Van...

Transfer Pemain Berkontrak: Perbedaan Siasat di Balik Cian Uijdtebroeks dan Maxim Van Gils

5
0

Di dunia balap sepeda profesional, transfer pemain berstatus kontrak menuai perhatian tersendiri. Baru-baru ini, kasus kepindahan Cian Uijdtebroeks dan Maxim Van Gils menjadi sorotan.

Manajer tim Red Bull-Bora-Hansgrohe, Ralph Denk, mengungkapkan perbedaan mencolok dalam proses transfer kedua pembalap tersebut. Kepergian Uijdtebroeks ke Visma-Lease a Bike dipicu oleh perselisihan yang cukup sengit, berbanding terbalik dengan kesepakatan yang mudah dicapai antara Lotto Dstny dan Van Gils.

Menurut Denk, Uijdtebroeks menciptakan cerita yang tidak benar tentang timnya, sementara Van Gils hanya ingin berganti suasana. "Dengan Van Gils, kami berdiskusi dengan Lotto Dstny dan pembalap itu sendiri. Kami mencapai kesepakatan tiga pihak, dan inilah cara transfer yang seharusnya," jelas Denk.

Namun, versi berbeda diutarakan oleh Uijdtebroeks sendiri. Ia mengaku mengalami ketidaknyamanan yang membuatnya harus meninggalkan Bora-Hansgrohe demi kebahagiaannya. "Banyak hal yang terjadi, tapi saya tidak mau berkomentar lebih lanjut. Itu demi kebaikan semua pihak. Kami punya alasan yang kuat untuk mengakhiri kontrak saya," tuturnya.

Kedua pembalap tersebut bekerja sama dengan agen Italia Alex Carera dari A&J All Sports. Carera membantah tuduhan Denk bahwa Uijdtebroeks menyebarkan cerita bohong. Ia juga menyatakan bahwa Uijdtebroeks telah mengakhiri kontraknya dengan tim Jerman itu secara resmi.

Denk akhirnya setuju untuk melepaskan Uijdtebroeks, yang kemudian bergabung dengan Visma-Lease a Bike. Keputusan ini memicu serangkaian pertanyaan tentang strategi transfer Denk.

Ia sempat melontarkan penolakan untuk mendatangkan Tom Pidcock, Wout van Aert, atau Remco Evenepoel karena kontrak jangka panjang mereka. Namun, Denk mengakui bahwa ia telah berbicara dengan Evenepoel tentang kemungkinan kepindahan ke Red Bull-Bora-Hansgrohe.

Denk tetap menegaskan bahwa transfer Uijdtebroeks dan Van Gils sangat berbeda. "Awalnya, Maxim Van Gils yang ingin bergabung dengan proyek kami. Kami tidak secara aktif mencari pembalap yang sudah terikat kontrak," kata Denk.

"Kami mendengar pada musim gugur bahwa Maxim ingin berganti tim. Untuk melakukan itu, perlu ada kesepakatan antara tim lama, tim baru, dan pembalap. Kami menemukan kesepakatan yang bagus dengan Lotto, dan transfer pun terjadi."

Meski begitu, dunia balap sepeda profesional terus diwarnai dengan praktik transfer pemain berstatus kontrak. Agen memanfaatkan kebebasan hukum ketenagakerjaan Eropa untuk melindungi klien mereka. Di antara kasus paling terkenal baru-baru ini adalah Roglič, Andreas Kron, dan Wout van Aert.

Evenepoel pun masih dikaitkan dengan Red Bull-Bora-Hansgrohe meskipun kontraknya dengan Soudal-QuickStep baru akan berakhir pada 2026. Mantan bosnya, Patrick Lefevere, mengkritik taktik transfer Denk.

Evenepoel sendiri telah menegaskan niatnya untuk bertahan di Soudal-QuickStep, namun Denk tidak menutup pintu untuk kemungkinan masa depan. "Kepribadiannya luar biasa, dan itu akan sangat cocok. Tapi dia sudah menjelaskan di mana dia melihat masa depannya," pungkas Denk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini