Dua rival berat, Mathieu van der Poel dan Wout van Aert, akan adu kekuatan di Kejuaraan Dunia Cyclo-cross yang akan digelar Minggu depan di Liévin, Prancis utara.
Kehadiran Van Aert yang mendadak ini diperkirakan akan membuat persaingan memperebutkan jersey pelangi semakin ketat. Meski status Van der Poel sebagai unggulan teratas tidak berubah, kehadiran bintang Belgia itu pasti akan membawa nuansa berbeda.
Van der Poel telah mengoleksi enam gelar juara dunia di kategori elite putra, sementara Van Aert memiliki tiga gelar dari tahun 2016 hingga 2018.
"Kejuaraan Dunia dengan atau tanpa Wout selalu berbeda," kata Van der Poel kepada media Belgia setelah kemenangannya di Hoogerheide pada Ahad lalu, yang menjadi kemenangan keenam berturut-turutnya musim ini.
"Kehadirannya hanya akan membuat Kejuaraan Dunia lebih seru, terutama bagi para penggemar. Dan Anda tidak pernah tahu dengan Wout. Saya harus selalu mengawasinya, seperti halnya pembalap lain."
Mengenai peluangnya meraih gelar juara dunia ketujuh dan menyamai rekor Erik De Vlaeminck, Van der Poel berkata, "Itu adalah rekor yang bisa saya samakan Minggu depan. Rekor itu sudah tercatat cukup lama [sejak 1973], jadi itu berarti sesuatu."
"Itu sesuatu yang unik, tapi bagi saya, yang paling penting adalah menjadi Juara Dunia lagi."
Meski mengalami patah tulang rusuk akibat kecelakaan di Loenhout, Van der Poel mengaku telah pulih dari cederanya dan tidak mengalami masalah berarti di atas sepeda saat berlatih di Spanyol.
"Satu-satunya yang perlu dipertanyakan adalah rasa sakit saat balapan. Tapi saya selalu bisa bertanding. Hanya saja itu akan sedikit tidak nyaman."
Van der Poel merasa bahwa ia "hampir mendekati performa terbaiknya", dan ia menyebut keputusannya untuk beristirahat dengan melewatkan Piala Dunia Benidorm telah membantunya untuk berada dalam kondisi prima menjelang ajang Dunia. Namun, Van der Poel mengingatkan bahwa ia pernah kalah meski berada dalam kondisi yang sangat bagus sebelum Kejuaraan Dunia Cyclo-cross sebelumnya.
"Balapan harus dilalui," tegasnya. Selain itu, ia juga harus memperhitungkan para pesaingnya.
"Ada beberapa nama yang saya ingat. Thibau Nys adalah seseorang yang bisa tampil luar biasa di Kejuaraan Dunia, begitu juga Michael Vanthourenhout. Dan sekarang ada Wout."
Sementara itu, di kubu Belgia, keputusan Van Aert untuk balapan dianggap sebagai suntikan semangat besar bagi negara tersebut. Angelo de Clercq, pelatih tim nasional Belgia, mengatakan kepada media setempat, "Ada sejumlah skenario yang mungkin terjadi, dan dengan Wout, Anda memiliki kartu truf tambahan. Anda memiliki seseorang yang benar-benar seorang pemimpin."
"Dia tidak pernah benar-benar pergi ke sana sebagai favorit juara, tapi dia masih bisa mengenakan jersey pelangi itu tiga kali. Jadi dia adalah pesaing, tapi Mathieu adalah favorit terbesar."
